CEO Lippo Karawaci: Kami Ingin Fokus pada Core Bisnis

law-justice.co - Pengembang properti milik Grup Lippo, PT Lippo Karawaci, mengatakan akan fokus pada sektor properti dan kesehatan untuk meningkatkan kinerja keuangan. Hal ini diungkapkan John Riady, generasi ketiga dari Lippo Group, yang baru saja diangkat sebagai CEO. John adalah putra sulung James Riady.

"Kami ingin mengembangkan dan fokus pada core bisnis kami yakni properti dan rumah sakit," ungkapnya kepada Bisnis, Selasa (19/3).

Baca juga : Kontroversi Pinjaman Balik Kredit Sindikasi Rp6 Triliun BNI ke LPKR

John mengatakan Lippo Karawaci sebenarnya memiliki 5 sektor usaha, yakni properti, kesehatan, ritel, telekomunikasi dan keuangan. Namun tahun ini perusahaan akan lebih fokus pada properti dan kesehatan sedangkan sektor bisnis lainnya akan dikembangkan dengan kemitraan. Di lini bisnis digital, termasuk OVO misalnya, Lippo lebih banyak menggunakan skema kemitraan untuk berkembang. Valuasi OVO dikabarkan telah melewati US$1 miliar sehingga menjadikan platform pembayaran digital tersebut unicorn kelima Indonesia.

John menambahkan dia ingin membentuk holding pada Grup Lippo. Tujuannya agar semakin dikenal dan tertata. Holding yang pertama akan berada dibawah Lippo Karawaci, sedangkan yang kedua berada di bawah PT Multipolar yang akan menaungi bisnis ritel, teknologi media dan telekomunikasi.

Baca juga : Kinerja Lippo Karawaci Melorot, Kerugian Tembus Rp2,91 Triliun

Putra mahkota yang memang telah dipersiapkan untuk memimpin Lippo ini memproyeksikan, butuh waktu tiga tahun untuk merapikan struktur holding. "Harusnya dalam 3 tahun bisa dirapikan. Ke depannya, kami ingin memiliki dua holding dan sisanya menjadi investment company," ungkapnya.

Lippo Karawaci hingga kini telah memiliki landbank seluas 1.300 ha. Perusahaan tengah fokus menyelesaikan proyek yang ada, termasuk Meikarta. Sedangkan strategi yang dikembangkan untuk memperkuat bisnis properti adalah dengan menggarap proyek perumahan urban houses dan shopping mall.

Baca juga : Ini Bukan Republik Lippo!: Polemik Meikarta (3)

Hal ini sejalan dengan filosofi pendiri Lippo Group, Mochar Riady yang tak lain adalah sang kakek. Dalam wawancara ekslusif dengan surat kabar Jepang Nikkei Asian Review beberapa waktu lalu, Mochtar yang memulai bisnis dari usaha dagang sepeda dan toko kelontong di kota Jember dan Malang, Jawa Timur, memberi tips agar sukses menjalankan bisnis properti,”Anda harus memberi nilai lebih pada tanah yang direncanakan akan dikembangkan.” Artinya, sejumlah fasilitas dan layanan bagi penghuni wajib disediakan. Agar mereka betah dan nyaman hidup serta tinggal di sana. Pengembangan lahan di sejumlah lokasi mendorong Lippo melakukan ekpansi ke industri lifestyle.

Terkait rumah sakit, John yang juga menjabat Presiden Komisaris PT Siloam Internasional Hospital, menginginkan pertumbuhan operasional yang signifikan. Saat ini, jumlah rumah sakit yang dimiliki Siloam ada 35 unit, naik dari hanya 4 unit pada 15 tahun lalu.