Istana Terlihat Takut, Angket Kecurangan Pemilu di Luar Rencana Jokowi

Jakarta, law-justice.co - Pakar Komuniasi Politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio menyatakan bahwa ada semacam ketakutan atau kekhawatiran dari pihak Istana menghadapi ancaman penggunaan hak angket DPR RI untuk mengusut dugaan kecurangan di Pemilu 2024.

Pasalnya dia menilai, pengusulan digunakannya hak angket tidak pernah terpikirkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam mengintervensi pemilu.

Baca juga : Korupsi Impor Gula PT SMIP, Kejagung Periksa Pegawai Bea Cukai

Dia menyebut hak angket berada di luar skenario Jokowi. Sehingga tidak terpikirkan sama sekali cara mengatasinya.

“Hak angket misalnya, ini menurut saya gak masuk ke skenario ini. Jadi berbahaya, makanya agak gagap (Jokowi) menanggapi hak angket ini,” kata Hendri dalam Podcast YouTube Abraham Samad SPEAK UP, beberapa waktu lalu.

Baca juga : Media Asing Soroti Pernyataan Luhut Soal Isu Ini

Hendri melihat, skenario Jokowi hanya sampai di Mahkamah Konstitusi (MK). Jokowi tidak membaca pergerakan kubu 01 dan 03 yang sampai mengupayakan terwujudnya hak angket.

Sehingga, banyak manuver yang dilakukan Jokowi secara mendadak untuk meredam hak angket tersebut. Mulai dari pertemuan Jokowi dengan Ketum NasDem Surya Paloh hingga rencana bersilaturahmi dengan Megawati Soekarnoputri yang belum terwujud dianggap bagian dari langah Jokowi menggagalkan hak angket.

Baca juga : 56% Investor RI Berumur 30 Tahun Kurang, Tapi 60% Aset Dikuasai Boomer

“Jadi macam-macam ini hal-hal yang dilakukan oleh Pak Jokowi dan istana, tadinya hanya MK yang masuk skenario dan demo aja,” ucapnya.

Lanjut Hendri, Jokowi cukup gelagapan menghadapi skenario rakyat yang tidak terduga. Ia melihat, di detik-detik terakhir masa jabatan Jokowi pertarungan antara rakyat dengan rezim penguasa mungkin saja terjadi.

“Jadi antara 20 Maret sampai 19 Oktober ketika Pak Jokowi terakhir menjabat itulah pertarungan skenario antara skenario rezim dengan skenario rakyat,” pungkasnya.