Wapres AS Kamala Harris Tegur Keras Israel soal Kebrutalan di Gaza

Jakarta, law-justice.co - Terkait agresi brutal negara Israel di Jalur Gaza Palestina, Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), Kamala Harris secara blak-blakan menegur negara tersebut.

Berbicara di depan Jembatan Edmund Pettus, Selma, Alabama, ada Minggu (5/3), Harris menuding Israel tidak berbuat cukup banyak untuk meminimalisir dan meringankan "bencana kemanusiaan" di Gaza.

Baca juga : Tegur Keras Israel, Wapres AS: Terlalu Banyak Warga Sipil Terbunuh!

Dalam kesempatan itu, Harris juga mendesak Israel dan Hamas segera gencatan senjata di Gaza. Ia juga mendesak Hamas segera menyepakati pembebasan sandera warga Israel sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata.

"Warga di Gaza kelaparan. Kondisi di sana sangat tidak manusiawi dan rasa kemanusiaan kita memaksa kita untuk bertindak," kata Harris dalam acara memperingati 59 tragedi "Bloody Sunday" itu.

Baca juga : Kritik China, Mike Pence: Partai Komunis China Ancaman Terbesar Bumi!

"Pemerintah Israel harus berbuat lebih banyak untuk meningkatkan aliran bantuan secara signifikan. Tidak ada alasan," paparnya menambahkan.

Komentar Harris ini tampaknya merupakan teguran yang paling keras sejauh ini yang dilontarkan pejabat tinggi AS terhadap Israel soal agresinya di Gaza.

Baca juga : Wafat di Usia 93 Tahun, ini Prestasi Eks Wapres AS Walter Mondale

Komentar Harris ini juga muncul kala pemerintahan AS terus terdesak dari dalam maupun luar negeri untuk mendorong Israel gencatan senjata di Gaza.

Sebab, agresi brutal Israel ke Jalur Gaza sejak 7 Oktober lalu kini telah menewaskan lebih dari 35 ribu warga Palestina. Sebagian besar dari korban tewas itu adalah anak-anak dan perempuan.

"Kita menyaksikan orang-orang yang kelaparan dan putus asa menghampiri truk-truk bantuan. Mereka hanya ingin mendapatkan makanan untuk keluarga mereka, setelah berminggu-minggu hampir tidak ada bantuan yang masuk ke utara Gaza. Mereka justru dihadang tembakan dan menghadapi kekacauan. Kami berduka atas jatuhnya para korban dalam tragedi mengerikan itu," ujar Harris seperti dikutip Reuters.

"Dan mengingat betapa besarnya penderitaan di Gaza, harus ada gencatan senjata segera untuk setidaknya enam minggu ke depan, yang saat ini tengah dirundingkan," tambahnya.

Sementara itu, para mediator seperti Qatar, Mesir, dan AS tengah melakukan perundingan gencatan senjata di Kairo sejak akhir pekan lalu. Pejabat AS bahkan mengklaim pihak Israel telah sepakat dengan usulan perundingan gencatan senjata yang mencakup jeda perang selama enam pekan dan pembebasan sandera oleh Hamas.

Pejabat AS itu menuturkan kini bola ada di tangan Hamas.

Merespons hal itu, Hamas menegaskan gencatan senjata bisa tercapai dalam 24-48 jam ke depan jika Israel mau menerima seluruh tuntutan kelompok tersebut.