Buntut Boikot Anti Israel, Penjualan Unilever di RI Anjlok 15 Persen

Jakarta, law-justice.co - Belum lama ini, Unilever melaporkan kinerja penjualan mereka di Indonesia pada triwulan keempat 2023 tertekan imbas aksi boikot yang dilakukan masyarakat buntut perang Israel dengan Hamas.

Perusahaan pembuat Vaseline, sabun Dove, deodoran Rexona, dan produk kebutuhan rumah tangga lainnya ini mengatakan imbas aksi itu, penjualan di Indonesia turun 15 persen dalam tiga bulan terakhir tahun lalu.

Baca juga : Bos Unilever Ungkap Dampak Aksi Boikot Produk Pro Israel di Indonesia

Unilever mengatakan penurunan penjualan di Indonesia terjadi karena konsumen menghindari merek produk mereka sebagai respons terhadap situasi geopolitik di Gaza.

"Di Indonesia, kami melihat penurunan penjualan sebesar dua digit pada kuartal keempat karena penjualan beberapa perusahaan multinasional terkena dampak kampanye konsumen yang terfokus secara geopolitik," kata CEO Unilever, Hein Schumacher Kamis (8/2) seperti dikutip dari CNN.com.

Baca juga : Pangkas Biaya Operasional, Unilever Akan PHK 7.500 Karyawan

Tidak hanya Unilever, tekanan kinerja akibat aksi boikot produk yang dikaitkan masyarakat dengan Israel juga terjadi pada perusahaan lain. Salah satunya, McDonald`s.

Mereka mengaku mengalami tekanan bisnis yang hebat di Timur Tengah karena aksi itu.

Baca juga : Petinggi Unilever Indonesia Mundur Berjamaah, Kenapa?

Tekanan sama juga dialami KFC dan Pizza Hut.

Mereka mengatakan penjualan jaringan usaha perusahaan di beberapa negara terdampak oleh imbas aksi boikot. Starbucks juga mengatakan pendapatannya lebih rendah karena alasan serupa.