PBNU Ungkap Kejelekan Wahabi dan Salafi

Jakarta, law-justice.co - Kejelekan kelompok Wahabi dan Salafi diungkap oleh Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ahmad Fahrurrozi alias Gus Fahrur. Dia mengatakan penganut kedua kelomppok tersebut sering menyebut kelompok lain sesat dan kafir.

Gus Fahrur mengatakan warga NU sering kali menjadi sasaran dua kelompok tersebut. Menurutnya, dua kelompok itu tak bisa menerima akulturasi ajaran Islam dengan budaya seperti yang dilakukan NU.

Baca juga : Menteri Bahlil Mau Beri Izin Tambang, PBNU: Pak Jokowi Sudah Janjikan

"Kedua paham itu sering kali dianggap sebagai akar ideologi garis keras yang gampang memberi stempel bid`ah, sesat, bahkan kafir kepada kelompok lainnya, khususnya kepada kaum muslimin tradisional NU," kata Fahrur seperti dilansir dari cnnndonesia.com, Jumat (22/4).

Fahrur menyebut Wahabi dan Salafi menganggap ziarah kubur sebagai perbuatan syirik. Mereka pun menganggap Maulid Nabi Muhammad SAW sebagai ajaran bid`ah.

Baca juga : Di Acara Halal Bihalal PBNU, Prabowo: Saya Keluarga NU dari Dulu

Dia berpendapat sebenarnya dua paham itu tidak akan menimbulkan masalah jika jemaahnya menghormati kelompok lain. Fahrur berkata penganut Wahabi dan Salafi perlu memahami bahwa perbedaan itu sebuah rahmat.

"Saya yakin selama mereka tidak melakukan stigma bid`ah, sesat, dan kafir kepada kelompok lain, pasti akan harmoni," tuturnya.

Baca juga : Diberi Karpet Merah, Prabowo-Gibran Hadiri Acara Halal Bihalal PBNU

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyebut aliran Wahabi dan Salafi tidak cocok di Indonesia.

Mahfud meminta NU dan Muhammadiyah menjaga masjid. Dia beralasan tak sedikit paham keagamaan yang tak sesuai nilai-nilai keagamaan Indonesia.

"Jangan sampai NU dan Muhammadiyah kehilangan masjid-masjid dan tempat peribadatan yang sudah kita bangun dengan wasatiyah Islami selama ini," kata Mahfud dalam acara Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah `Menjaga Kedaulatan NKRI`, Kamis (21/4).