Pemerintah Australia Izinkan Pengguna Vaksin Sinovac Masuk Negaranya

Australia, law-justice.co - Australia akhirnya memberikan izin pengguna vaksin COVID-19 Sinovac pada Jumat (1/10) sebagai salah satu syarat masuk bagi pelaku perjalanan. Izin ini diberikan bersamaan dengan vaksin AstraZeneca produksi India, Covishield.


Badan Pengawas Obat-obatan Australia, Therapeutic Goods Administration, mengatakan kedua jenis vaksin tersebut harus menjadi bagian dari “vaksin yang diakui” dalam menentukan apakah para pendatang ini sudah vaksin atau belum.

Baca juga : Ini Poin Kritikan Pakar Asing soal MK Tolak Sengketa Pilpres 2024


Jika vaksin Sinovac dan Covishield tidak diakui, maka pelaku perjalanan yang sudah diimunisasi dengan kedua vaksin itu berpotensi digolongkan sebagai belum divaksin.


Seperti diketahui, Negeri Kangguru akan segera melonggarkan perbatasan negara ketika vaksinasi COVID-19 orang dewasa mencapai 80%. Target tersebut diprediksi tercapai pada November mendatang.

Baca juga : Indonesia Hentikan Rekor Buruk Usai Hajar Australia di Piala Asia U-23


Dengan adanya pelonggaran ini, warga Australia dapat bepergian ke luar negeri dan mereka yang berada di luar negeri diizinkan masuk, dengan syarat: Orang yang sudah divaksinasi wajib karantina rumah selama 7 hari, sedangkan yang belum vaksin karantina di hotel selama 14 hari.

Pengakuan vaksin Sinovac oleh Australia ini kontras dengan Inggris dan Selandia Baru. Kedua negara tersebut masih belum mengakui vaksin produksi China ini. Sinovac, bermerek CoronaVac, telah mendapatkan izin penggunaan darurat dari WHO sejak Juli lalu.

Baca juga : Ada Kabar Gembira dari Erick Thohir Merebut Pemain

Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa telah lebih dulu mengungkapkan persetujuan mereka atas vaksin Sinovac sebagai syarat masuk bagi pelaku perjalanan.

Kabar baik ini juga membawa angin segar bagi ribuan siswa asing yang tidak bisa memasuki Australia akibat pandemi COVID-19.


Diperkirakan, lebih dari 57.000 siswa Australia saat ini berada di luar negeri, menurut data pemerintah negara bagian New South Wales. China menyumbang jumlah siswa internasional terbanyak di Australia, diikuti dengan India, Nepal, dan Vietnam. “Sesegera mungkin, kita akan bisa membuka perbatasan internasional lagi. Ini akan dimulai pada bulan depan,” ujar Perdana Menteri Scott Morrison pada Jumat (1/10/2021), dikutip dari Bloomberg.


Vaksin Sinovac merupakan salah satu jenis vaksin yang paling banyak digunakan di China. Efikasinya berada di rentang 50% hingga 80% dalam mencegah penyakit COVID-19 bergejala. Angkanya memang lebih rendah jika dibandingkan dengan vaksin berplatform mRNA yang diproduksi AS.


Tak hanya di China, vaksin Sinovac ini merupakan salah satu yang paling banyak digunakan secara global, dari Indonesia, Turki, Brasil, dan Chile.
Pada awal pekan ini, Chile mengatakan akan segera memulai vaksinasi anak berusia 6-11 tahun menggunakan vaksin ini.