Indonesia Bisa Seperti India Jika 7 Juta Warga Nekat Lakukan Hal Ini

law-justice.co - Indonesia bisa menjadi seperti India jika warga tak mematuhi larangan pemerintah untuk mudik lebaran 2021. Sebab, menurut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sekitar ada 7 juta orang hendak mudik dan mengabaikan larangan pemerintah.

Saat India tengah menghadapi gelombang tsunami infeksi COVID-19 setelah sebelumnya sempat turun drastis. Bahkan kondisinya saat ini begitu memprihatinkan karena penuhnya kuburan serta menipsinya persediaan tabung oksigen.

Baca juga : Covid Melonjak Lagi, Ini Aturan Baru Naik Garuda Indonesia & Citilink

Oleh karena itu Epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman, mengingatkan masyarakat mengenai ledakan kasus Corona yang saat ini tengah terjadi di India. "Ini kesempatan pemerintah dengan banyak pihak untuk mengedukasi publik menggunakan contohnya terkini di India," katanya seperti dilasnir dari detikcom, Rabu (21/4/2021).

"Bagaimana pengabaian terhadap 5 M oleh masyarakat dan juga 3 T oleh pemerintah akhirnya menghasilkan situasi terburuk India dengan kasus lebih dari 300 ribu (kasus Corona) per hari dan kematian juga banyak," sambungnya.

Baca juga : Akui Kasus Covid-19 di RI Naik Lagi, Jokowi: Tapi Masih Terkendali

5 M yang dimaksud Dicky adalah Memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi. Sementara itu 3 T adalah pemeriksaan dini (testing), pelacakan (tracing), dan perawatan (treatment).

Ledakan kasus Corona di India, lanjut Dicky, karena banyaknya warga yang mudik serta mengabaikan protokol kesehatan.

Baca juga : Di Indonesia Tercatat Sudah ada 53 Kasus Covid-19 Varian Orthrus

"Ini pelajaran penting bahwa apa yang terjadi di India sangat mungkin terjadi di Indonesia, karena mereka mengalami itu (ledakan Corona) karena longgar aktivitas mudiknya, (musim mudik) mereka itu terjadi di beberapa (hari) dari Desember (2020)-Januari (2021) kemarin, terutama pada Februari-Maret," jelasnya.

"Ini (India) mengalami dampaknya akibat juga merasa optimisme berlebihan, merasa situasi sudah terkendali dan Ini menimbulkan rasa aman yang semu," tutur Dicky.

Sementara itu, epidemiolog dari Universitas Airlangga Laura Navika Yamani menyebut ada usaha dari pemerintah untuk meminimalkan mobilisasi warga melalui kebijakan larangan mudik. Namun usahanya, kata Laura, tidak 100 persen.

"Jika pun sekitar 7 juta orang yang kemungkinan akan mudik, hendaknya masyarakat harus memahami apa yang harus dilakukan ketika mudik agar tidak berisiko pada penyebaran kasus. Tentunya dengan penerapan protokol yang ketat dan disiplin," terang Laura.

Sebelumnya, Kemenhub menyebut masih ada tujuh jutaan orang yang ingin mudik pada libur Lebaran tahun ini.

"Meskipun mudik sudah diumumkan dilarang, masih ada sekitar 7 juta setelah larangan mudik diumumkan itu masih ada 7 juta orang yang masih berkeinginan untuk mudik," kata juru bicara Menhub Adita Irawati dalam diskusi virtual di YouTube BNPB, Rabu (21/4/2021).

Adita menyebut adanya temuan itu membuat potensi mobilisasi warga pada libur lebaran masih sangat tinggi. Oleh karena itu, pihaknya akan mengantisipasi agar momentum situasi pengendalian COVID-19 kali ini tetap terjaga.