Kasus konfirmasi positif Covid-19 per Sabtu (18/6/2022) bertambah sebanyak 1.264 orang. Dengan demikian jumlah kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 6.066.908 kasus.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengklaim gejala subvarian Covid-19 BA.4 dan BA.5 lebih ringan dari varian Omicron maupun Delta. Dua subvarian itu telah teridentifikasi di Indonesia sejak awal Juni lalu.
Kasus COVID-19 di Indonesia kembali melonjak. Hal itu terjadi setelah varian Omicron BA.4 dan BA.5 terdeteksi masuk ke Indonesia. Wakil Gubernur DKI Jakarta, Riza Patria mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada dengan varian baru COVID-19 ini.
DKI Jakarta disebut menjadi provinsi dengan jumlah kasus varian virus corona (Covid-19) yang tergolong `Variant of Concern` (VoC) terbanyak di Indonesia.
Saat ini, Subvarian Omicron BA.2 dominan di seluruh dunia dan mendorong lonjakan di banyak negara di Eropa dan Asia, serta meningkatkan kekhawatiran atas potensi gelombang baru di Amerika Serikat.
Baru-baru ini, Perusahaan farmasi AstraZeneca menemukan satu obat terapi yang mampu melawan virus Covid-19, termasuk varian Omicron dan sub-varian BA.2 yang sangat menular.
Jutaan orang di berbagai provinsi di China harus mengalami penguncian (lockdown) hingga Minggu (13/3/2022) waktu setempat. Hal itu tak lepas dari kenaikan kasus Covid-19 menjadi hampir 3.400.
Untuk kesekian kalinya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membawa kabar kurang sedap mengenai kemunculan varian baru Covid-19. Kini muncul BA.3, subvarian baru dari virus corona varian Omicron.
Yang terbaru, ditemukan bahwa gejala Covid-19 dapat terjadi muncul terjadi pada malam hari saat tidur, ini dapat ditandai dengan keringat malam.
Baru-baru ini, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO telah merilis pedoman terbaru yang menyebutkan bahwa pasien Covid-19 varian Omicron tidak boleh diberikan obat terapi antibodi Casirivimab dan Imdevimab.