Kepala Bagian Bantuan Operasi (Kabagbanops) Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar mengatakan, lima tersangka itu disebut pengelola media yang menyebarkan propaganda kelompok teroris tersebut.
Dia pun menyebut, jika Munarman tidak pantas disebut sebagai terorisme. Munarman pernah mengutuk aksi terorisme di Surabaya dan mendukung pembangunan gereja di Cinere, Depok.
Gerakan Pemuda (GP) Ansor menilai upaya penembakan yang dilakukan Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menewaskan terduga teroris dr Sunardi di Bekonang, Sukoharjo, merupakan bentuk profesionalisme aparat.
Seorang dokter di Sukoharjo, Jawa Tengah tewas ditembak oleh Densus 88 Anti Teror Mabes Polri. Polri mengungkap dokter terduga teroris berinisial SU itu merupakan anggota Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI). SU, yang tergabung dalam jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI), tewas ditembak karena melakukan perlawanan saat ditangkap.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan, pelaku diduga sedang merencanakan aksi penyerangan ke Polsek Kampar, Riau.
Pengamat Terorisme, Al Chaidar menilai pernyataan Ketua GP Anshor, Luqman Hakim yang mempertanyakan kualifikasi ulama dari tiga orang terduga teroris yakni Farid Okbah, Zain An-Najah dan Anung Al-Hamat terlalu berlebihan dan arogan.
"PT Kimia Farma Tbk. tidak mentoleransi aksi radikalisme dan terorisme dalam bentuk apapun, termasuk di internal perusahaan sehingga mendukung aparat dalam memerangi tindakan tidak terpuji tersebut," kata Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk, Verdi Budidarmo.
Pakar terorisme dari Universitas Indonesia, Ridlwan Habib menjelaskan AR adalah tokoh senior JI yang selama ini berkeliling Indonesia menjadi penceramah dan motivator agama. Menurutnya, ini merupakan penangkapan yang serius.
"Benar ada penangkapan terhadap tiga orang. Ini kelompok JI," kata Ramadhan.