Saat ini pemerintah sedang gencar melakukan vaksinasi Covid-19 secara nasional agar segera terciptanya herd immunity bagi seluruh masyarakat.
Menyusul kedatangan 3,5 juta dosis vaksin Moderna donasi dari AS hari ini, Indonesia juga akan mendapat kiriman vaksin AstraZeneca dari Inggris. Besok, Senin (2/8), rencananya ada sekitar 620 ribu dosis vaksin AstraZeneca yang tiba di RI.
Uji klinis mencampur vaksin corona Sputnik V dengan AstraZeneca dianggap aman. Tidak menimbulkan efek samping serius dan tidak ada kasus virus corona di antara para relawan.
Penelitian oleh perusahaan AstraZeneca menunjukkan adanya risiko tambahan kecil pembekuan darah usai vaksinasi dosis pertama. Sementara, tidak ada risiko tambahan usai dosis kedua.
Studi terbaru di Inggris menyebutkan jeda (interval) penyuntikan vaksin corona antara dosis pertama dan kedua selama 8-10 minggu efektif dalam menghasilkan respons sistem imun atau kekebalan tubuh yang kuat melawan corona varian Delta. Peneliti mengatakan interval tersebut berpengaruh, terutama pada vaksin Pfizer atau AstraZeneca.
Selain Menteri BUMN Erick Thohir, kini Menteri Keuangan Sri Mulyani juga menyampaikan apresiasinya kepada Indra Rudiansyah, mahasiswa S3 Program Clinical Medicine, Jenner Institute, Universitas Oxford. Indra merupakan satu-satunya orang Indonesia yang terlibat dalam riset vaksin AstraZeneca.
Menteri BUMN Erick Thohir meminta Indra Rudiansyah untuk kembali bergabung dengan PT Bio Farma (Persero) setelah masa kuliah S3 di Oxford, Inggris, selesai. Dia ingin Indra bantu kembangkan vaksin corona dan vaksin untuk virus lainnya.
"Saya tak ingin mengambil (hak paten). Sudah seharusnya kita bisa berbagi dan membiarkan semua orang membuat vaksin mereka sendiri," kata Sarah.