Korban COVID-19 kembali bertambah di tubuh Polri. Bahkan, kali ini yang menjadi korbannya adalah Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono. Hal itu diketahui saat disampaikan dalam rapat pimpinan (rapim) Polri 2021 yang digelar secara virtual.
Perombakan jajaran direksi dan komisaris di perusahaan Badan usaha Milik Negara (BUMN) kembali dilakukan oleh Erick Thohir. Kali ini, dalam surat keputusannya selaku Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Menteri BUMN itu merombak jajaran direksi dan komisaris PT Pindad. Salah satu yang ditunjuknya adalah Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono. Dia dipilih untuk menjadi Wakil Komisaris Utama (Komut) PT Pindad.
Wakil Kepala Kepolisian RI Komjen Pol Gatot Edhy Pramono menegaskan akan menindak tegas kelompok manapun yang mengikuti atau mendukung upaya pembentukan pemerintahan sementara Papua Barat.
Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad menilai rencana Polri untuk menggandeng preman guna mendisiplinkan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan Covid-19 perlu dikaji lebih secara mendalam. Pasalnya, menurutnya masih banyak fungsionaris kemasyarakatan yang bisa digunakan untuk melakukan pendisiplinan terkait protokol kesehatan seperti Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) hingga hansip.
Polri akan memberdayakan preman pasar untuk membantu aparat keamanan mengawasi warga agar bisa lebih disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19.
Perkembangan kasus covid-19 di Indonesia belum menemukan titik terang. Jangankan bertahan, jumlah kasus positifnya malah terus bertambah semakin banyak.
Akibat hadir pada acara pernikahan mantan Kapolsek Kembangan Kompol Fahrul Sudiana, Wakapolri Komisaris Jenderal Polisi Gatot Eddy Pramono dilaporkan ke Divisi Propam Mabes Polri.
Eks Kapolsek Kembangan, Jakarta Barat, Kompol Fahrul Sudiana menggelar pernikahan saat virus corona tengah mewabah di Indonesia. Bahkan, dia menggelar pernikahan dua hari setelah Maklumat Kapolri terkait pencegahan COVID-19.
Wakapolri Komisaris Jenderal Polisi Gatot Eddy Pramono menilai keberadaan internet menjadi salah satu sarana berkembangnya radikalisme di Tanah Air. Sebab saat ini siapapun bisa bebas mengakses internet dengan menggunakan telepon pintar.
Megawati dan Soeharto memiliki kesamaan. Persamaan itu terkait ajudan mereka yang karirnya menjadi menonjol setelah masa jabatan keduanya menjadi presiden selesai. Bedanya terkait jumlah ajudan dan lama keduanya menjabat di pemerintahan. Adapun ajudan Megawati yang menonjol sampai saat ini adalah Budi Gunawan.