Pernyataan Slamet tersebut merupakan respons atas pernyataan Megawati yang menyarankan ibu-ibu memasak tanpa menggunakan minyak goreng akibat kelangsungan stok beberapa waktu lalu.
"Dugaan penistaan agama yang dilakukan Yaqut lebih parah dari Ahok dan Sukmawati yang mana Sukmawati membandingkan azan dengan suara kidung tapi si Yaqut malah membandingkan dengan suara Anjing," kata Novel.
Sebelumnya, dalam akun Twitternya @FerdinandHaean3, Ferdinand sempat mencuit "Kasihan sekali Allahmu ternyata lemah harus dibela. Kalau aku sih Allahku luar biasa, maha segalanya, Dialah pembelaku selalu dan Allahku tak perlu dibela".
"Sesama muslim kudu (harus) saling memaafkan," kata Slamet.
"Seharusnya dan saya sangat berharap pihak keamanan menjalankan kewajibannya untuk mengamankan jalannya unjuk rasa, bukan sebaliknya menakut-nakuti dan mengancam rakyat," tutur Slamet.
"Menjaga keutuhan NKRI. Serta mengembalikan wewenang Satpol PP yang sempat diambil alih," tandasnya.
"Segeralah RUU perlindungan terhadap tokoh agama dibahas dan disahkan," kata Slamet.
Menanggapi itu, Ketua Umum (Ketum) Persaudaraan Alumni (PA) 212, Ustaz Slamet Ma`arif meminta aparat untuk tidak hanya menutup tempat yang menjadi kerumunan. Akan tetapi, juga menyeret pemiliknya ke proses hukum.
“Kami akan melawan lewat jalur konstitusional, sampai dengan langkah mengepung Gedung DPR/MPR apabila terus dilanjutkan,” ungkap Slamet saat dihubungi wartawan di Jakarta, Rabu 1 September 2021.