Bahkan, permintaan maaf yang disampaikan kedua tersangka itu disaksikan langsung oleh istri Ahok, Puput Nastiti Devi.
"Saya rasa publik juga patut tahu permasalahan tersebut. Namun, memang cara Pak Ahok kurang tepat dengan menyampaikannya di medsos," katanya.
“Mau dibongkar ya bongkar saja. Cuma, dia kan komisaris, itu organ perusahaan. Saya saja enggak bisa mencampuri DPR, Ahok kok repot mau dicopot siapa direksinya. DPR tidak bisa mencampuri. DPR terbatas,” kata Aria Bima.
"Tadi habis bertemu dengan Menteri BUMN. Kritik dan saran yang saya sampaikan, diterima dengan baik oleh Pak Erick. Dan saya juga akan menjaga pesan Pak Erick, untuk menjaga soliditas teamwork dan terus melakukan transformasi BUMN," kata Ahok.
"Menurut saya, Ahok itu sumber konflik. Bangsa ini akan konflik, tidak akan berhenti kalau Ahok tidak.... Maka itu.. Maka itu Ahok harus kita habisi... Itu sudah pakainya fikih siyasah namanya," kata Maruf Amin di video viral itu.
Pernyataan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang membongkar aib Pertamina langsung ditanggapi oleh anggota Komisi VI DPR RI Achmad Baidowi. Dia mengaku tidak suka dengan cara Komisaris Utama (Komut) Pretmina tersebut dalam membenahi perusahaan pelat merah itu.
Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sempat menghebohkan publik karena pernyataannya yang membongkar aib perusahaan Pertamina. Ada yang mendukungnya, tapi banyak juga yang mencibirnya.
Pasalnya, Ahok sebagai komisaris utama sebenarnya memiliki wewenang cukup besar dalam mengawasi manajemen Pertamina, sehingga seluruh persoalan bisa diselesaikan di internal.
"Kalau komisarisnya cantolannya hanya pejabat di bawah menteri atau menteri, itu enggak kuat. Makanya orang seperti Ahok, dia berani petantang-petenteng, ribut, protes karena cantolannya presiden langsung," kata Refly.