"Pertumbuhan ekonomi pada kuartal ke IV yang minus (-) 2,19 persen (yoy) atau minus (-) 2,07 persen full year 2020 menunjukkan kegagalan pemerintah dalam mengendalikan pandemi, sehingga masyarakat masih menahan untuk berbelanja," kata Bhima Yudhistira.
"Bappenas telah menyelesaikan tugasnya yaitu menyelesaikan masterplan dan detail plan. Jadi, kalau misalnya ada keputusan politik hari ini, diperintah oleh pak presiden langsung dibangun, kami jalan, kami bisa lakukan dan kami sudah siap," ujarnya.
Di tahun 2020, negara-negara kurang berkembang di dunia (Least Developed Countries/LDCs) akan mengalami performa ekonomi terburuk dalam 30 tahun akibat pandemi virus corona.
"Jadi dari Rp 651 triliun utangnya sekarang menjadi Rp 1.530 triliun. Jadi dalam keadaan yang ini alasannya Covid, keadaan di mana tidak ada kunjungan, tidak ada sosilisasi, maka ini menaikan semau gue," demikian Didik J Rachbini.
“Walaupun, sekarang sudah pakai buzzer segala macem, tapi kalau ditraccing ataupun didiagnose kan dominannya adalah dominan yang oposisi tonenya bukan harus orangnya partai,”
“Kemudian secara berturut-turut selama empat bulan angka itu terus menurun, terhitung Mei 2020 71,35 persen, Juni 2020 57,25 persen, Juli 2020 44,02 persen, dan Agustus 2020 28,26 persen,” kata Wiku.
"kalau ukurannya pertumbuhan ekonomi, sudah jelas pemerintah Jokowi sudah gagal total," katanya.
“Kita juga tidak boleh melupakan istighfar, zikir, dan taubat kepada Allah SWT, lalu memperbanyak sedekah, karena banyak saudara kita yang perlu dibantu di tengah kesulitan (pandemi corona) yang sedang mereka hadapi,” ujar Jokowi.
"Namun, perlu diketahui, bulan Desember 2020, para epidemiolog memperkirakan puncak pandemi dan puncak musim hujan. Jadi partisipasi pemilih akan rendah dengan risiko dan biaya besar," ujarnya.
Vojtech telah dikritik atas penanganannya terhadap pandemi virus corona baru di negara berpenduduk 10,7 juta jiwa tersebut.