Perundingan AS-Iran soal kesepakatan nuklir Iran 2015 terhenti hingga minggu depan. Musababnya, para pejabat Eropa tak kuasa menghadapi diplomasi Iran yang menuntut imbal balik keringanan sanksi ekonomi jika program nuklir dibatasi.
Badan intelijen Israel, Mossad, disebut merekrut ilmuwan Iran dalam operasi sabotase Fasilitas Pengayaan Bahan Bakar Nuklir Natanz di Iran pada April lalu.Pada 11 April lalu, sebuah ledakan merusak fasilitas Natanz seluas 3.379 kilometer persegi.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tak mau membiarkan Iran sukses dengan senjata nuklirnya. Pasalnya, Iran menjadi ancaman tersendiri bagi Israel.
Tewasnya ahli nuklir Mohsen Fakhrizadeh membuat Iran benar-benar marah terhadap Israel. Iran pun tak segan-segan mengancam Israel dan mengatakan akan membalaskan dendamnya. Pasalnya, Israel dituding menjadi pihak yang ada di balik aksi pembunuhan tersebut.
Akhir-akhir ini Iran kerap mengancam Israel karena diduag sebagai pihak yang berada di balik pembunuhan ilmuwan nuklir Iran Mohsen Fakhrizadeh. Ancaman itu pun ditanggapi serius oleh Israel.
Peristiwa ini memperumit upaya presiden terpilih Joe Biden mengembalikan kebijakan luar negeri Barack Obama yang tenang.
Mantan kepala Central Intelligence Agency (CIA) AS John Brennan mengecam pembunuhan terhadap ilmuwan nuklir Iran, Mohsen Fakhrizadeh. Menurutnya, pembunuhan ini adalah tindakan kriminal yang berisiko memicu konflik.
Satu per satu ilmuwan nuklir Iran tewas pada dekade terakhir dalam berbagai serangan yang dituding Teheran berasal dari Israel.
Pemerintah Iran menuduh Israel membunuh salah satu ilmuwan nuklirnya dalam serangan di luar Teheran, ibu kota Iran. Akibat kejadian itu, Iran pun mengancam akan membalasnya.
Presiden AS terpilih Joe Biden ingin kembali bergabung dengan perjanjian nuklir Iran. Iran bakal kembali membuka kesepakatan apabila AS mematuhi ketentuan perjanjian.