Sebuah kapal riset berbendera China, Hai Yang Di Zhi 10 dilaporkan hingga saat ini masih beraktivitas di Laut Natuna Utara. Kapal itu telah berada di perairan Indonesia sejak akhir Agustus lalu.
Diam-diam kapal survei China masuk kawasan ZEE Indonesia di Laut Natuna Utara dengan manuver zig-zag. Kala China yang terdeteksi sebagai kapal Haiyang Dizhi Shihao 10, diduga sedang riset cadangan minyak dan gas di wilayah tersebut.
Komisi I DPR bakal meminta penjelasan TNI Angkatan Laut (AL) ihwal kapal riset China Hai Yang Di Zhi 10 di Laut Natuna Utara. Sejauh ini, TNI AL mengklaim tak ada pelanggaran yang dilakukan kapal tersebut.
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menanyakan keamanan kawasan perbatasan secara langsung kepada Komandan Gugus Tempur Laut Koarmada I, Laksamana TNI Dato Rusman SN yang beroperasi di Laut Natuna Utara.
TNI Angkatan Laut (AL) mengklaim sejauh ini belum memperoleh informasi pelanggaran yang dilakukan kapal riset China Hai Yang Di Zhi 10 selama satu bulan berlayar di Laut Natuna Utara.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) diketahui akan melakukan penguatan keamanan laut di Natuna. Adapun anggaran yang disiapkan, yakni senilai Rp 12,2 triliun.
"Isu itu bisa saja akan sedikit menghambat pencalonan KSAL menjadi Panglima TNI," kata Ujang.
Sekretaris Utama Bakamla Laksamana Muda S. Irawan pada 13 September 2021 lalu mengatakan, kapal-kapal Indonesia keterbatasan bahan bakar untuk melaut untuk melakukan patroli di Laut Natuna Utara.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon membongkar dugaan maksud jahat China di Laut Natuna Utara. Kemunculan sejumlah kapal perang China direspons anggota DPR itu.