Wacana penundaan Pemilu 2024 ikut dikomentari oleh Partai Demokrat. Saat bersamaan, Demokrat juga merespons soal isu reshuffle atau perombakan kabinet. Politikus Demokrat Herzaky Mahendra Putra menyatakan, reshuffle kabinet lebih tepat daripada mengemis untuk meminta Pemilu ditunda.
Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat menilai apabila ambang batas pencalonan presiden atau Presidential Threshold (PT) 20 persen tetap dipaksakan maka itu merupakan kehendak oligarki.
Partai Demokrat menilai Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko disebut tak bisa dijadikan contoh. Bahkan, Moeldoko disebut telah mempermalukan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Kalau Hasto tidak setuju dengan bansos digelontorkan di era bapak SBY, berarti Hasto anti membantu rakyat miskin. Apa Hasto setujunya maling Bansos seperti teman satu partainya, Juliari Batubara. Jadi Mensos malah garong bansos untuk rakyat kecil di tengah pandemi?” kata Herzaky.
"Saya ini pengagum Gus Dur dan NU. Saya juga hormat kepada Ibu Megawati sebagai mantan Presiden. Mohon maaf saya kepeleset lidah saat tanya jawab setelah konferensi pers," kata Herzaky.
Pernyataan Yusril Ihza Mahendra yang mengaku membela kubu Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko dengan alasan demi demokrasi ditanggapi oleh Jubir Demokrat Herzaky Mahendra Putra.
Juru bicara Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra menjelaskan pernyataan Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), soal hukum bisa dibeli tapi keadilan tidak dengan mengaitkannya terhadap rencana menggugat AD/ART ke Mahkamah Agung.
"Tidak ada nilai-nilai demokrasi yang bisa diteladani. Justru gerombolan Moeldoko selama dua bulan ini mempertontonkan perilaku yang tidak menaati hukum dan mengabaikan etika, moral, serta kepatutan," ujar Herzaky, Sabtu (3/4).
Lebih lanjut, pihaknya berharap agar para politisi memberikan teladan yang baik bagi masyarakat. Bukan malah menyebar fitnah keji.
“Memangnya dulu ada Kepala Staf Presiden yang datang, terlibat, dijadikan ketum oleh kegiatan yang mengatasnamakan parpol tertentu, padahal sebelumnya bukan kader?” tanyanya menanggapi.