Pemerintah akan memulai vaksinasi COVID-19 pada Januari 2020. Namun, di tengah kabar itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengaku tak akan disuntik vaksin COVID-19 Sinovac yang dibeli oleh pemerintah pusat. Pasalnya, ia sudah disuntik vaksin yang saat ini tengah diujicoba.
“Kalau sistem hukum mau pakai keadilan maka semua proses dari awal sampai peristiwa juga harus dilakukan hal yang sama. Ini opini pribadi ya,” terang Emil.
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil akan menghukum pemerintah Kabupaten Bogor terkait kerumunan massa saat acara Habib Rizieq Syihab di Megamendung, Bogor beberapa waktu lalu. Hal itu disampaikannya usai dirinya dimintai keterangan oleh polisi di Bareskrim Polri.
Adanya pengklaiman acara Habib Rizieq di Megamendung, Kabupaten Bogor sudah mendapat izin dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat langsung dibantah oleh Gubernur Ridwan Kamil. Menurutnya, acara itu masuk kategori kegiatan lokal sehingga izinnya tak sampai level gubernur.
Setelah memanggil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, berikutnya polisi kemungkinan akan memanggil Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Hal itu disampaikan oleh Kepala Divisi Humas Polri Irjen Raden Prabowo Argo Yuwono.
Aksi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil kembali menyedot perhatian publik. Pasalnya, pada akhir pekan kemarin, pria yang akrab disapa Kang Emil itu mengendarai motor gede (moge) BMW GS 1250 Adventure saat pergi ke Jawa Tengah.
"Ridwan Kamil cs kalau mau menolak UU Cipta Kerja, ya lepas gubernurnya, karena ada kewajiban dalam UU pemerintahan daerah," kicaunya di twitter.
Dedi pun melihat bahwa kepala daerah seringkali lebih memunculkan ego politik dibanding menyelamatkan warganya dari bahaya Covid.
"Kami sudah bisa mengendalikan 90 persen wilayah di Jawa Barat. Warnanya hijau, risiko rendah, kuning risiko sedang. Nah, warna merah, yang risiko tinggi itu memang di Bodebek," ujarnya.
"Dan saya tidak pernah lihat rencananya mau naikin 9%, bagaimana caranya, strateginya apa, policy-nya apa, Emil mah pencitraan doang kaga ada isinya," ujarnya.