“Kami dalam pilkada kali ini sikapnya jelas, yakni sebagai oposisi. Jika PDIP mencalonkan Gibran, kita oposisi. Entah itu mendukung (pasangan calon) independen atau kotak kosong,” ujarnya.
“Lalu ada soal ketidakjelasan buronan Harun Masiku, indeks demokrasi yang memburuk, pembelahan masyarakat semakin tajam, kekacauan manajemen atasi Covid-19, sampai soal pencalonan Gibran" ucapnya.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) cabang Solo terus mencari rekan koalisi untuk melawan pasangan Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa pada Pilkada Solo 2020. Pasalnya, saat ini muncul gerakan kotak kosong untuk melawan Gibran-Tgeuh.
“Bu Megawati waktu itu menyindir tidak suka dengan politik dinasti. Saat ini seperti menjilat ludahnya sendiri, karena dia memberikan karpet merah kepada orang yang berusaha mempraktikkan politik dinasti itu,” katanya.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menerima kunjungan dari Gibran Rakabuming Raka pada Rabu (5/8/2020) hari ini. Calon Wali Kota Solo yang ditemani Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo itu mengaku banyak menerima nasihat dari Megawati.
Guru Besar Universitas Indonesia (UI) Sri Edi Swasono mengkritik janji Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal revolusi mental. Menurut dia, hingga saat ini revolusi mental yang digaungkan Jokowi saat pemilihan presiden belum tampak hasilnya.
“Karena dulu pertimbangannya, sudah luar biasa merusaknya yang namanya dinasti ini. Maka kita bikin UU-nya. Sayangnya, kemudian itu dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi, maka kemudian hidup lagi,” ujarnya.
"Semakin terang benderang dugaan Purnomo dicovidkan makin terlihat jelas. Apa buktinya? Masak hanya beberapa hari langsung negatif? Dan Swab terakhir dilakukan secara mandiri dan hasilnya negatif," ujarnya.
Sejak pasangan Gibran Rakabuming Raka - Teguh Prakosa direkomendasikan oleh PDIP untuk maju di Pilkada Solo, dukungan terhadap Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pun mengalir kencang. Pasalnya, banyak pihak tak ingin pasangan Gibran-Teguh melawan kotak kosong pada Pilkada Solo nanti.
"Satu sisi, parpol kian tumbuh mekar, kebebasan politik makin luas, banyak yang ngaku aktivis pro demokrasi masuk partai, tapi pada saat bersamaan tak satupun yang bernyali melawan Gibran di Solo," ujarnya.