Dia juga menjawab tuduhan persekusi, serta menyampaikan pandangan soal HTI dan ajaran khilafah yang diusung ormas yang telah dibubarkan pemerintah itu.
“Kalau tidak setuju, jangan dilawan dengan persekusi, marah-marah dan bentak-bentak. Kalau ilmunya tidak ada, hadirkan ulama lain yang bisa bantah pendapat ustaz Zainullah. Itu Islam,” pungkasnya.
“Terserah anak-anak saya. Ada banser dan Pagar Nusa nanti,” tandasnya.
"Namanya khilafah itu bagian dari pada substansi ajaran Islam dan bagian dari sejarah Islam, tidak sama dengan PKI, yang tidak sama dengan komunisme. Ini perlu diperhatikan," katanya.
"Mas Saad ini sudah bertindak seperti polisi, sudah bertindak sebagai hakim, mau menutup sekolah lah, mau menindak ini lah, Ini gimana? kan ada proses peradilan. Anda ini anggota DPR wakil rakyat kok tidak mengerti substansi," ujarnya.
"Mendakwahkan ajaran Islam khilafah termasuk menjalankan ibadah berdasarkan keyakinan agama Islam, di mana hal ini dijamin konstitusi," jelasnya.
Ratusan Banser mendatangi kediaman Abdul Halim di Rembang, Jawa Timur yang diduga sebagai anggota Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) ditanggapi Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman. Menurutnya tindakan tersebut sangat tak pantas dilakukan, apalagi sampai menghina ulama NU dan dilakukan secara bersama-sama oleh orang banyak.
Menteri Agama Fachrul Razi sangat mengapresiasi atau memuji langkah Banser yang terlibat debat panas dengan seorang simpatisan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Zainulloh. Pasalnya, Banser tak melakukan kekerasan dan lebih mengedepankan upaya klarfikasi.