Ustaz Tengku Zul baru-baru ini mengunggah sebuah cuitan yang menyoroti soal utang negara. Ia membandingkan jumlah utang yang ditarik dari Bank Dunia dengan jumlah dana yang dikorupi di Indonesia.
Akibatnya menurut Direktur Pelaksana Bank Dunia, Mari Elka Pangestu proses pemulihan sampai kondisi normal diperkirakan butuh 5 tahun.
Bank Dunia menyebut banyak negara mengalami ketergantungan dengan utang dan tak bisa membayar. Hal ini terjadi akibat pandemi virus corona yang menekan ekonomi seluruh negara.
Bank Dunia atau World Bank menyepakati pinjaman untuk program Investment Project Financing with Performance-Based Conditions (IPF-BCs).
"Inilah prestasi Menkeu “Terbalik”, menguntungkan kreditor, tapi sangat merugikan rakyat dan Bangsa Indonesia," ujar RR.
Bila dihitung, kata Bhima, setiap satu penduduk di era pemerintahan Jokowi dan Ma’ruf Amin tercatat menanggung utang sebesar Rp 20,5 juta.
"Jumlah utang tidak seimbang dengan kesejahteraan rakyat. Utang tidak bisa apa-apa. Utang hanya mencegah (indikator kesejateraan rakyat) tidak turun dalam," ungkap Tauhid.
“Suka tidak suka, Pak Jokowi ada benarnya juga. Kalau kata dia, RI lebih baik dibanding negara lain (9 negara, red). Iya nggak sih?” sindirnya.
Bank Dunia (World Bank) memasukkan Indonesia dalam daftar 10 negara dengan utang luar negeri (ULN) terbesar di deretan negara berpenghasilan rendah dan menengah. Hal tersebut membuat Kementerian Keuangan (Kemenkeu) buka suara.
Politikus Fadli Zon turut buka suara terkait Indonesia masuk dalam 10 besar negara dengan utang luar negeri (ULN) terbesar di negara berpendapatan rendah dan menengah yang dikeluarkan Bank Dunia. Menurutnya, Indonesia telah diwarisi utang oleh pendahulu-pendahulu sebelumnya.