Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jazilul Fawaid (Gus Jazil) menegaskan bahwa pihaknya akan memberikan pendisiplinan untuk Menteri Agama RI (Menag), Yaqut Cholil Qoumas.
Baru-baru ini, isu Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal kembali mengocok ulang atau reshuffle kabinet kembali mengemuka. Jokowi kemudian menjawab isu tersebut.
Bakal Calon Presiden (Bacapres) dari PDI Perjuangan (PDIP), Ganjar Pranowo, meminta Bacapres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan untuk membuka data dibalik pernyataan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang jadi titipan kanan-kiri.
Menurut Guntur, Presiden Jokowi dianggap sebagai anak ideologis Bung Karno meskipun tidak memiliki hubungan darah. Pasalnya kata Guntur, Presiden Jokowi terbukti telah menerapkan cita-cita Bung Karno selama 22 tahun berkecimpung di pemerintahan.
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) buka suara untuk merespons pernyataan bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan soal dugaan Proyek Strategis Nasional (PSN) merupakan titipan pihak-pihak tertentu.
Mantan Imam Besar FPI, Habib Rizieq Shihab akhirnya buka suara berbicara soal Pilpres 2024. Sejumlah manuver politik terjadi meski ketiga calon Presiden (Capres) masih belum mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Terdakwa yang juga mantan Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kominfo, Anang Achmad Latif mengaku pernah diminta membayar USD 8 juta atau setara Rp 112 miliar untuk menghentikan penyelidikan kasus korupsi Base Transceiver Station atau BTS 4G di Kejaksaan Agung.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas kembali menuai sorotan usai minta masyarakat tak pilih pemimpin bermulut manis dan menggunakan agama seperti di Pilgub 2017.
Perhal wacana Ganjar Pranowo akan diduetkan menjadi cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024 sudah banyak beredar dimedia. Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri meminta respons kadernya soal isu Ganjar Pranowo diduetkan menjadi cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Ekonom senior, Rizal Ramli menilai kebijakan larangan penggunaan platform media online atau sosial commerce untuk berdagang tidak tepat.