Gawat, Pakar Epedemi Sebut Hal Buruk Ini Segera Terjadi di Jawa

Sabtu, 26/12/2020 06:48 WIB
Epidemiolog Dicky BUdiman sebut kasus Covid-19 di Jawa akan meledak (Tribunnews)

Epidemiolog Dicky BUdiman sebut kasus Covid-19 di Jawa akan meledak (Tribunnews)

Jakarta, law-justice.co - Kekhawatiran akan penyebaran kasus Covid-19 di Indonesia terus disampaikan oleh para epidemiolog atau pakar epidemi. Yang terbaru adala soal meledaknya jumlah kasus Covid di daratan Jawa dalam waktu dekat.

Hal itu disampaikan oleh Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman. Dia meragukan data kasus Covid-19 di Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur. Kecilnya angka temuan kasus Covid-19 lantaran cakupan tes yang dilaksanakan juga kecil. Dengan kata lain, data yang tersaji kurang akurat ketimbang jumlah kasus sesungguhnya.

"Lihat saja nanti kita lihat dan nanti tidak lama akan menjadi ledakan yang serius di provinsi besar. Mereka barus siap PSBB dan tidak hanya mereka. Jawa ini harus siap PSBB total," katanya seperti dilansir dari sindonews.com, Sabtu (26/12/2020).

Ia menjelaskan, kasus Covid-19 di DKI Jakarta sebenarnya tidak terlalu mengkhawatirkan seperti yang ada di provinsi Jawa lainnya lantaran transparansi data penanggulangan Covid-19 yang sudah baik.

"Dia on the track kemudian kapasitas dan infrastruktur yang ada. Saya khawatir, tapi tidak sebesar pada provinsi besar dengan provinsi seperti Jabar, Jateng, dan Jatim," jelasnya.

Menurut dia, temuan kasus Covid-19 di Jabar, Jateng, dan Jatim kontradiktif dengan data yang dimiliki saat ini. Ia menilai, positivity rate di tiga provinsi di Jawa itu jauh lebih besar dari yang ada.

"Kemudian cakupan testing yang rendah dan data mereka belum berubah. Selama ini yang mengkhawatirkan. Ini yang memperburuk situasi pandemi di 2021 awal ini," kata Dicky.

Dicky memaparkan, angka positivity rate di Indonesia 20% menunjukkan adanya situasi yang serius di tengah pandemi Covid-19. "Artinya, jangankan 20 persen positivity rate, di atas 10 persen itu saja artinya tidak terkendali," tegasnya.

Dia menambahkan, tingginya angka positivity rate di Indonesia berpotensi mengakibatkan banyaknya korban yang meninggal dunia.

"Pertama yang sakit. kedua kematian yang diperburuk dengan minimnya pelaporan dan deteksi. Jadi tidak ada jalan lain lagi, strateginya ada di testing, tracing, dan treatment dengan perbaikan dari kualitas datanya dan persiapan untuk PSBB total Jawa. Saya kira di kloter pertama tahun depan ini kita harua siap," tutup Dicky.

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar