PKS Kritik Jokowi Tunjuk Budi Sadikin Jadi Menkes, Ini Alasan Utamanya

Kamis, 24/12/2020 07:13 WIB
Penunjukan Budi Gunadi Sadikin jadi Menkes dikritik oleh PKS  (Tribunnews)

Penunjukan Budi Gunadi Sadikin jadi Menkes dikritik oleh PKS (Tribunnews)

Jakarta, law-justice.co - Penunjukan Budi Gunadi Sadikin (BGS) jadi Menteri Kesehatan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikritik oleh Ketua DPP PKS Gamal Albinsaid. Pria yang berprofesi sebagai dokter itu menilai Budi tidak memiliki latar belakang di bidang kesehatan, meski dia mengaku ada beberapa negara yang melakukan hal serupa.

"Bahwa banyak juga negara lain yang punya menteri kesehatan yang bukan dari background kesehatan. Contoh di Australi, Singapura, dan ada banyak negara lain termasuk Inggris, Jepang, Amerika, Belanda mereka juga dipimpin yang bukan dokter," kata Gamal dalam acara D`Rooftalk: "Membaca Strategi Jokowi Memilih Menteri", Rabu (23/12/2020).

Gamal menilai banyak tenaga kesehatan yang mempertanyakan keputusan Jokowi tersebut. Dia kemudian berbicara soal potensi tenaga kesehatan yang bisa mengisi jabatan Menkes itu.

"Cuma mungkin di masyarakat bawah itu, kali pertama juga banyak pertanyaan dari tenaga kesehatan apakah memang di antara jutaan tenaga kesehatan tidak ada yang pantas untuk menjalankan fungsi ini di Kementerian Kesehatan. Jadi persepsi dan pertanyaan dari tenaga-tenaga kesehatan di bawah," katanya.

Menurut Gamal, latar belakang pengetahuan merupakan hal penting. Dia meminta pemerintah menjelaskan alasan memilih Budi menjadi Menkes.

"Karena background pengetahuan itu menjadi penting, tetapi perspektif berikutnya saya memahami secara logika karena di beberapa negara maju mereka mulai memisahkan. Tetapi konteksnya pemerintah harus menjelaskan kenapa memilih beliau dan kenapa bukan memilih seorang tenaga kesehatan, yang itu memang memahami problem," katanya.

Gamal mengatakan Budi perlu melakukan adaptasi di Kemenkes lantaran bukan berasal tenaga kesehatan. Menurut Gamal, tugas berat Budi adalah melakukan reformasi sistem pelayanan kesehatan saat pendemi Covid-19.

"Karena ketika memilih orang yang bukan tenaga kesehatan dia perlu waktu adaptasi, lalu bagaimana bisa masuk ke dalam budaya sistem yang ada, kita sekarang punya tuntutan yang besar bagaimana beliau mampu mereformasi itu sistem pelayanan publik kita untuk menghadapi masalah pandemi," jelasnya

Lebih lanjut, Gamal menjelaskan latar belakang pendidikan Budi. Dia menyebut Budi memiliki latar belakang pendidikan di bidang nuklir.

"Beliau kalau tidak salah lulusan nuklir ITB lalu juga pengalamannya di bidang perbankan, apakah kompetensi itu relevan dengan kebutuhan kesehatan?" ucap Gamal.

Gamal kemudian menyinggung Menteri Agama yang dirombak lantaran bukan berlatar tokoh agama. Dia menyebut keputusan Jokowi mengambil risiko lantaran memilih Budi yang bukan berasal dari tenaga kesehatan.

"Kalau kita lihat periode sebelumnya Kementerian Agama dengan sebuah logika berpikir yang sama kan dan ternyata hari ini kita saksikan hasilnya tidak cukup memuaskan. Dan Pak Jokowi saya lihat mengambil risiko ketika nanti kepemimpinan yang baru dari Kementerian Kesehatan atau Menteri Kesehatan tidak mampu menyelesaikan masalah dalam tempo singkat tentunya itu akan menjadi kritik besar bagi beliau karena telah mengambil keputusan-keputusan baru," kata dia.

Menurut Gamal, Budi memiliki tantangan agar beradaptasi dengan cepat serta meyakinkan publik dengan jabatan yang diembannya.

"Saya pikir demikian dan itu tantangan Menkes bagaimana beliau mampu beradaptasi, lalu mampu meyakinkan publik itu yang paling penting untuk bisa menyelesaikan permasalahan dalam tempo singkat," tutupnya.

 

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar