Aneh, Kasus COVID-19 Makin Meningkat, Warga Malah Tak Percaya

Selasa, 22/12/2020 22:43 WIB
24 persen masyarakat Indonesia tak percaya kasus Covid-19 di Indonesia meningkat (Robinsar Nainggolam)

24 persen masyarakat Indonesia tak percaya kasus Covid-19 di Indonesia meningkat (Robinsar Nainggolam)

Jakarta, law-justice.co - Tak semua masyarakat percaya bahwa kasus COVID-19 di Indonesia makin meningkat. Pasalnya, berdasarkan hasil survei nasional dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), terdapat 24 persen masyarakat tidak yakin bahwa jumlah kasus positif COVID-19 semakin meningkat.

Meski begitu, ada 65 persen masyarakat yang percaya bahwa kasus COVID-19 di Indoensia terus meningkat berdasarkan fakta yang terjadi.

Survei nasional SMRC dilakukan pada 16-19 Desember 2020 melalui wawancara per telepon kepada 1.202 responden yang dipilih secara acak (random). Margin of error survei diperkirakan lebih kurang 2,9 persen.

Menurut Manajer Kebijakan Publik SMRC, Tati Wardi, persentase warga yang tidak yakin dengan bertambahnya jumlah kasus COVID-19 menunjukkan peningkatan dibandingkan survei 7-10 Oktober 2020 lalu.

"Ketika itu persentase warga yang tidak yakin baru 13 persen, sementara sekarang meningkat menjadi 24 persen," kata Tati dalam paparan lewat konferensi video, Selasa (22/12/2020).

Sementara sebaliknya, proporsi warga yang yakin bahwa terjadi peningkatan jumlah kasus COVID-19 mengalami penurunan. Yakni dari 82 persen pada survei 7-10 Oktober 2020 lalu menjadi 65 persen dalam survei 16-19 Desember 2020 ini.

"Kecenderungan penurunan keyakinan ini bertolak belakang dengan fakta sebenarnya," ujar Tati.

"Menurut data resmi, jumlah penambahan kasus positif per hari pada Desember 2020 mencapai 6267 kasus baru per hari, sementara pada Oktober 2020 baru mencapai 3.970 kasus baru per hari," lanjut dia.

Tati berpandangan ini menunjukkan bahwa warga mungkin kurang banyak terekspos pada berita tentang kenaikan kasus COVID-19 dalam dua bulan terakhir.

"Masalahnya, keyakinan bahwa tidak ada kenaikan jumlah korban Corona dapat mengurangi kesediaan warga untuk melindungi diri dengan misalnya mengikuti vaksinasi," tutupnya.

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar