Google, Amazon, Tesla Lebih Pilih Indonesia,Mantan PM Malaysia Kecewa

Minggu, 20/12/2020 00:01 WIB
Najib Razak dan Google, Amazon, Tesla Lebih Pilih Indonesia .ilustrasi

Najib Razak dan Google, Amazon, Tesla Lebih Pilih Indonesia .ilustrasi

law-justice.co - Perusahaan Google sebagai Raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS) sudah membangun pusat data (data center) komputasi awan (cloud) di Indonesia. Sedangkan Amazon berkomitmen juga masuk ke Tanah Air. Lalu menyusul Tesla  sebaghai Perusahaan mobil listrik asal Amerika Serikat (AS) sekarang disebut Raja Mobil Listrik tertarik berinvestasi mobil listrik. Ini membuat mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak kecewa. 

"Tesla akan ke Indonesia. Amazon akan ke Indonesia. Google akan ke Indonesia. Apa yang terjadi?" Kata Najib dalam unggahan di akun Facebook nya, Senin lalu. kekecewaan ini mendapat perhatian warga Net . Setidaknya telah mendapat komentars sampai 3,200 buah di kolom komentar ada yang setuju dan ada juga yang kawatir indonesia bisa juga memliki potensi lebih maju dari Malaysia.

Padahal, menurutnya Malaysia memiliki Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Internasional (MITI), Otoritas Pengembangan Investasi Malaysia (MIDA), InvestKL, dan Malaysia Digital Economy Corporation (MDEC) yang bertugas menarik investasi raksasa teknologi. Ia menilai hasilnya nol.

Ia mengatakan, dirinya memimpin langsung misi perdagangan dan investasi saat menjabat. "Saya bertemu dengan para pemimpin dunia dan kapten industri," katanya. Dia mengklaim, sekitar 80 perusahaan internasional ia undang ke Malaysia selama periode itu.

Najib mengatakan, investasi itu bisa menambah penciptaan lapangan kerja baru dan menghadirkan talenta digital bagi Malaysia. Namun, ia menilai upaya pemerintah menarik investasi minim sejak 2018.

"Apa yang kami lihat yakni ketidakstabilan politik. Apa yang kami alami yaitu kebijakan pemerintah yang lemah yang berdampak besar pada perekonomian dan masyarakat," katanya. Beberapa raksasa teknologi global memang masuk ke Indonesia. Pada Juni lalu, Google meluncurkan pusat data alias Google Cloud region ke-24 di Jakarta.

Google menilai, perkembangan unicorn yang pesat menjadi salah satu alasan perusahaan memilih berinvestasi pusat data di Indonesia. “Ini artinya banyak pelanggan. Kami juga hadir untuk membantu percepatan Indonesia 4.0 dengan berinvestasi infrastruktur dan menggandeng mitra lokal," kata Country Director Google Cloud Indonesia Megawaty Khie dalam konferensi pers virtual, Juni lalu (24/6).

Amazon melalui anak usaha, Amazon Web Service (AWS) juga berencana membangun tiga pusat data di Indonesia sekitar akhir 2021 atau awal 2022. Sedangkan Alibaba Cloud sudah membuat dua pusat data di Nusantara. Bahkan, mereka berkomitmen membangun yang ketiga pada akhir tahun depan. Yang terbaru, perusahaan kendaraan otomatis asal AS, Tesla berencana berinvestasi di beberapa bidang di Tanah Air. Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang langsung mengundang CEO Tesla Elon Musk untuk berinvestasi. Selain mobil listrik, Tesla disebut-sebut melirik Indonesia untuk membangun pabrik baterai lithium. Jokowi juga merayu Musk untuk melirik Indonesia sebagai lokasi landasan atau launching pad roket Space X.

Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto mengatakan Presiden Jokowi dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan telah berbicara dengan Elon Musk.

Pemerintah dalam waktu dekat berencana melakukan diskusi teknis dengan Tesla. Jokowi sangat berharap perusahaan mau menanamkan investasinya di sini. Langkah menarik investasi tersebut tidak mudah, sebab Tesla cukup selektif memilih lokasi pabrik. Apalagi tren global saat ini, investor harus memperhatikan aspek lingkungan. Hal ini pun sudah Musk utarakan di Inggris dan negara Eropa lainnya.

Perusahaan Google sebagai Raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS)
sudah membangun pusat data (data center) komputasi awan (cloud) di Indonesia. Sedangkan Amazon berkomitmen juga masuk ke Tanah Air. Lalu menyusul Tesla Perusahaan mobil listrik asal Amerika Serikat (AS) sekarang disebut Raja Mobil Listrik tertarik berinvestasi mobil listrik. Ini membuat mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak kecewa.

"Tesla akan ke Indonesia. Amazon akan ke Indonesia. Google akan ke Indonesia. Apa yang terjadi?" Kata Najib dalam unggahan di akun Facebook, Senin lalu (14/12).

Padahal, menurutnya Malaysia memiliki Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Internasional (MITI), Otoritas Pengembangan Investasi Malaysia (MIDA), InvestKL, dan Malaysia Digital Economy Corporation (MDEC) yang bertugas menarik investasi raksasa teknologi. Ia menilai hasilnya nol.

Ia mengatakan, dirinya memimpin langsung misi perdagangan dan investasi saat menjabat. "Saya bertemu dengan para pemimpin dunia dan kapten industri," katanya. Dia mengklaim, sekitar 80 perusahaan internasional ia undang ke Malaysia selama periode itu.

Najib mengatakan, investasi itu bisa menambah penciptaan lapangan kerja baru dan menghadirkan talenta digital bagi Malaysia. Namun, ia menilai upaya pemerintah menarik investasi minim sejak 2018.

"Apa yang kami lihat yakni ketidakstabilan politik. Apa yang kami alami yaitu kebijakan pemerintah yang lemah yang berdampak besar pada perekonomian dan masyarakat," katanya. Beberapa raksasa teknologi global memang masuk ke Indonesia. Pada Juni lalu, Google meluncurkan pusat data alias Google Cloud region ke-24 di Jakarta.

Google menilai, perkembangan unicorn yang pesat menjadi salah satu alasan perusahaan memilih berinvestasi pusat data di Indonesia. “Ini artinya banyak pelanggan. Kami juga hadir untuk membantu percepatan Indonesia 4.0 dengan berinvestasi infrastruktur dan menggandeng mitra lokal," kata Country Director Google Cloud Indonesia Megawaty Khie dalam konferensi pers virtual, Juni lalu 

Amazon melalui anak usaha, Amazon Web Service (AWS) juga berencana membangun tiga pusat data di Indonesia sekitar akhir 2021 atau awal 2022. Sedangkan Alibaba Cloud sudah membuat dua pusat data di Nusantara. Bahkan, mereka berkomitmen membangun yang ketiga pada akhir tahun depan. Yang terbaru, perusahaan kendaraan otomatis asal AS, Tesla berencana berinvestasi di beberapa bidang di Tanah Air. Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang langsung mengundang CEO Tesla Elon Musk untuk berinvestasi. Selain mobil listrik, Tesla disebut-sebut melirik Indonesia untuk membangun pabrik baterai lithium. Jokowi juga merayu Musk untuk melirik Indonesia sebagai lokasi landasan atau launching pad roket Space X.

Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto mengatakan Presiden Jokowi dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan telah berbicara dengan Elon Musk.

Ia optimistis Indonesia bakal terpilih. “Dengan cadangan nikel yang kita miliki, seharusnya bisa menang,” ujar Septian dalam Indonesia Mining Outlook, Selasa (15/12). Komoditas tambang ini merupakan salah satu bahan baku pembuatan baterai.

Pemerintah dalam waktu dekat berencana melakukan diskusi teknis dengan Tesla. Jokowi sangat berharap perusahaan mau menanamkan investasinya di sini. Langkah menarik investasi tersebut tidak mudah, sebab Tesla cukup selektif memilih lokasi pabrik. Apalagi tren global saat ini, investor harus memperhatikan aspek lingkungan. Hal ini pun sudah Musk utarakan di Inggris dan negara Eropa lainnya.

 

 

(Patia\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar