Inilah 6 Tokoh RI dari 500 Muslim Paling Berpengaruh di Dunia

Sabtu, 19/12/2020 22:30 WIB
Tokoh Muslim paling berpengaruh Dunia (Pikiran Rakyat)

Tokoh Muslim paling berpengaruh Dunia (Pikiran Rakyat)

Jakarta, law-justice.co - Setiap tahun, Pusat Studi Islam Strategis Kerajaan Yordania merilis daftar 500 tokoh muslim paling berpengaruh di dunia. Terbaru, lembaga tersebut telah merilis daftar 500 tokoh muslim berpengaruh untuk edisi 2021.

Tokoh-tokoh yang terpilih berasal dari berbagai latar belakang suku bangsa, negara, dan profesi.

Di peringkat pertama ada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, disusul oleh Raja Arab Saudi Salman bin Abdul-Aziz Al-Saud di peringkat kedua. Lalu, di peringkat ketiga ada Ayatollah Ali Khamenei yang merupakan pemimpin tertinggi Republik Islam Iran.

Tokoh Indonesia Dikutip dari The Muslim 500, daftar 500 muslim berpengaruh dunia dibagi menjadi dua bagian, yakni 50 besar dan 450 nama tokoh lainnya.

Pemeringkatan secara urut dilakukan di kategori 50 besar, sedangkan 450 nama lainnya tidak diperingkat secara numerik melainkan dikelompokkan berdasar kiprahnya di berbagai bidang, salah satunya keilmuan.

Ada juga kategori honorable mention, untuk nama-nama yang tidak masuk ke kategori 50 besar, namun dinilai memiliki pengaruh kuat.

Berikut tiga tokoh Indonesia yang berhasil menembus 50 besar tokoh muslim berpengaruh:

Peringkat 12: Presiden Joko Widodo Lihat Foto Presiden Joko Widodo (Jokowi) bagikan 22.007 sertipikat tanah di Provinsi Sumatera Utara. Presiden Jokowi berada di peringkat 12, naik satu peringkat dari 13 pada 2020.

Masih sama seperti tahun sebelumnya, Jokowi berada pada posisi di bawah Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamid Al-Thani. Jokowi menjabat sebagai presiden RI ke-7 setelah menang dalam pemilu April 2019 dengan 55,5 persen suara pemilih.

Disebutkan bahwa dia telah melawan oposisi dalam negeri yang mempertanyakan keyakinan Islam-nya, dengan menggandeng Ma`aruf Amin sebagai wakil presiden. "Islam Indonesia bukanlah Islam Arab, tidak menggunakan burka, tidak menggunakan turban.

Hal yang terpenting adalah nilainya, yaitu moralitas Islam. Jubah, celana panjang, sarung, tidak masalah," ucapan Jokowi yang dikutip The Muslim 500.


Peringkat 18: Said Aqil Siradj Lihat Foto Ketua PBNU Said Aqil Siradj. Said Aqil Siradj adalah pemimpin organisasi muslim terbesar di Indonesia sekaligus salah satu yang paling berpengaruh di dunia, Nahdlatul Ulama (NU).

Siradj, seperti para pendahulunya, mempropagandakan Nahdlatul Ulama sebagai organisasi yang berpijak pada konsep Muslim modern dan moderat.

Beberapa agenda untuk mencapai hal itu antara lain, mendukung Undang-Undang antikorupsi dan langkah-langkah reformasi sosial yang berakar kuat dalam prinsip Islam.

Peringkat 32: Habib Luthfi bin Yahya

Habib Luthfi saat ini adalah Rais Amm dari Jamiyah Ahli Tahriqah al-Mu`tabarah al-Nahdliyah di Pekalongan, Jawa Tengah. Selain menjabat sebagai pimpinan spiritual tarekat Ba Alwi di Indonesia, ia juga merupakan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah.

Tarekat Ba Alwi adalah para keturunan Nabi Muhammad SAW yang bermigrasi ke Hadramaut, Yaman, pada masa-masa awal sejarah Islam.

Setelah mempelajari Islam dari para ulama di Indonesia, Habib Luthfi kemudian pergi ke Mekkah dan Madinah untuk melanjutkan pelajarannya. Habib Luthfi akhirnya mendapatkan ijazah untuk semua ilmu Islam tradisional termasuk hadis dan tasawuf.

Sepanjang hidupnya, Habib Luthfi sudah mendirikan ribuan sekolah dan masjid di Indonesia dan memiliki jutaan pengikut.

Honorable mention: Din Syamsuddin Muhammad Sirajuddin Syamsuddin atau lebih dikenal dengan nama Din Syamsuddin adalah seorang tokoh Muhammadiyah, organisasi muslim terbesar selain NU di Indonesia. Din pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2005-2010 dan 2010-2015.

Keilmuan: Gus Mus dan Buya Syafii Di bidang keilmuan, dua orang cendekiawan asal Indonesia masuk ke dalam daftar 500 tokoh muslim paling berpengaruh edisi 2021.

Pertama, ada Achmad Mustofa Bisri atau lebih dikenal sebagai Gus Mus, cendekiawan muslim yang dikenal karena pemikiran dan karya-karyanya di bidang sastra serta kebudayaan.

Kedua, ada Ahmad Syafii Maarif atau dikenal juga sebagai Buya Syafii, mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 1998-2005 dan pendiri Maarif Institute.

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar