Pemicu Gerindra Kalah di Banyak Pilkada: Prabowo Gabung Koalisi Jokowi

Minggu, 13/12/2020 07:20 WIB
Jokowi dan Prabowo (Breakingnews.co.id)

Jokowi dan Prabowo (Breakingnews.co.id)

Jakarta, law-justice.co - Hanya Partai Gerindra yang kini belum merilis hasil resmi raihan kemenangan dalam Pilkada 2020 ini. Hal itu diduga, karena Gerindra tampaknya menuai hasil buruk di Pilkada 2020.

Namun dari gambaran hasil quick count (hitung cepat), jagoan Gerindra banyak keok.

Sebut saja di Pilgub Sumbar, pasangan Nasrul Abit-Indra Catri tertinggal dari jagoan PKS Mahyeldi-Audy. Pun di Tangerang Selatan, keponakan Prabowo, Rahayu Saraswati, yang menjadi wakil calon wakil wali kota juga keok.

Belum lagi di Kalsel, Denny-Difriadi masih sengit dengan Sahbirin Noor-Muhidin. Di Kalsel memang Gerindra memiliki kursi kedua terbanyak di DPRD setelah Golkar dengan raihan 8 kursi.

Di Pilwalkot Surabaya, jagoan Gerindra, Machfud Arifin-Mujiaman juga kalah dari jagoan PDIP Eri Cahyadi-Armuji.

Pengamat Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Adi Prayitno berpandangan, kekalahan Gerindra di banyak daerah merupakan bagian dari dinamika elektoral di daerah. Sebab, di daerah yang menjadi basisnya, Gerindra juga takluk.

Selain itu, Adi menilai, ada juga efek dari perpindahan haluan politik Gerindra yang setelah Pilpres mendukung Jokowi-Ma`ruf Amin.

"Tetapi yang paling mungkin kan agak sedikit pasti sejak Gerindra berkoalisi dengan pemerintah. Itu bagi pemilih tradisional, bagi pemilih-pemilih yang baru mengidentifikasi ke Gerindra itu menjadi pukulan bagi mereka," kata Adi saat dimintai tanggapan.

Sebab, lanjut Adi, banyak pemilih yang dulu mengidolakan Gerindra dan Prabowo berubah karena kecewa.

"Gerindra dan Prabowo itu karena dianggap sebagai simbol yang bisa diharapkan menjadi penyeimbang, aktor utama yang memberikan perimbangan kepada pemerintah," beber Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) itu.

"Makanya kemudian setelah memutuskan berkoalisi terus terang itu juga kan banyak membuat simpatisan, loyalisnya itu kan menjadi ya katakanlah ilfeel. Secara tidak langsung memang publik mulai berpaling dari Gerindra mulai dari situ. Karena suka tidak suka itu kan membuat orang kaget juga," sambung dia.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar