Buka Pendaftaran, Ini Besaran Biaya Vaksin Covid-19 di Rumah Sakit UII

Sabtu, 12/12/2020 05:38 WIB
Vaksin Covid-19 buatan Sinovac (ist)

Vaksin Covid-19 buatan Sinovac (ist)

Yogyakarta, law-justice.co - Pemerintah sudah mendatangkan 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 buatan Sinovac asal China. Salah satu rumah sakit yang siap menyalurkan vaksin tersebut adalah Rumah Sakit Universitas Islam Indonesia (RS UII) Yogyakarta. Bahkan RS UII sudah membuka pendaftaran untuk memesan vaksin tersebut.

Informasi tersebut didapatkan dari unggahan dalam akun resmi Instagramnya. Bagi yang berminat, Rumah Sakit UII memberikan syarat dan ketentuan untuk vaksin tersebut. Salah satunya adalah kemungkinan kedatangan vaksin diperkirakan dalam 1-2 bulan.

Rumah Sakit UII juga memberikan nomor WhatsApp bagi yang berminat mendaftar. Melansir cnbcindonesia.com, kemungkinan ada beberapa merk seperti Sinovac, Pfizer, dan Moderna yang siap diberikan oleh RS UII tersebut.

"Kemungkinan Ada beberapa merk (Sinovac, Pfizer, Moderna, dll) namun kepastian merk apa yang tersedia dan sudah dinyatakan aman oleh Pemerintah, akan kami informasikan kemudian setelah vaksin tersedia di RS," kata pihak pendaftaran vaksin Rumah Sakit UII, Jumat (11/12/2020).

Selain itu vaksinasi akan dilakukan selama dua kali suntik dan memiliki jeda dalam dua minggu. Harganya kurang lebih Rp450 ribu per kali suntikan.

Selain itu juga pasien akan melalui skrining. Sejumlah pihak juga belum diperbolehkan melakukan vaksin Covid-19 yakni orang yang sudah pernah positif Covid-19, memiliki penyakit kronik seperti jantung, diabetes, dan hipertensi.

Ditanyakan soal apakah rumah sakit sudah bisa menjual vaksin, Corporate Secretary Bio Farma Bambang Heriyanto mengatakan kemungkinan RS UII sedang dalam tahap mempersiapkan saja. Dia menuturkan sejumlah rumah sakit yang membuat flyer serupa alasannya juga sama.

"Mungkin mereka mau prepared dari sebelumnya saja," kata Bambang.

Dia menuturkan nantinya akan ada sistem satu data kemudian melakukan pre-order. Pemesanan juga akan menentukan jumlah yang dipesan.

Untuk timeline ketersediaan vaksin mandiri, Bambang mengatakan akan sama menunggu hasil uji klinis baru setelah itu diproduksi. Estimasi pengujian diperkirakan selesai minggu ketiga atau keempat.

"Makin cepat makin bagus ini dinamis. kalau kelengkapan data makin cepat mudah-mudahan bisa lebih cepat," kata dia.

"Kalau itu jalur vaksin mandiri tapi tetap pelaporannya di dalam kalau skg dalam proses perencanaan kitanya harus melalui satu data ya. Artinya sistem informasinya satu. Supaya memastikan kalau sudah tervaksinasi mereka harus dapat dosis kedua juga itu bisa diingatkan," kata dia.

Sementara Juru Bicara Pemerintah Untuk Program Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi meminta untuk menanyakan langsung kepada pihak Rumah Sakit. Dia juga menjelaskan soal satu data vaksin yang akan memastikan pasien untuk mendapatkan dosis kedua setelah penyuntikan pertama.

Dia juga menyatakan sampai saat ini belum bicara soal vaksin mandiri karena masih fokus pada 1,2 juta dosis yang baru didatngkan akhir pekan lalu ke Indonesia.

"Kalau kita kan belum bicara vaksin mandiri karena masih fokus pada 1,2 juta ini kan. Vaksin mandiri masih dalam pembahasan dan leadnya kementerian BUMN. kalau rumah sakit swasta, saran aku ditanyakan dulu kepada mereka, mereka akan mendapatkan vaksin itu seperti apa.," ujar Siti.

 

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar