Iran Siap Lampiaskan Dendam, Pemerintah Israel Ingatkan Warganya

Sabtu, 05/12/2020 07:50 WIB
Pemerintah Israel ingatkan warganya akan dendam Iran usai ahli nuklir Mohsen Fakhrizadeh tewas dalam serangan bom (Ist)

Pemerintah Israel ingatkan warganya akan dendam Iran usai ahli nuklir Mohsen Fakhrizadeh tewas dalam serangan bom (Ist)

Jakarta, law-justice.co - Tewasnya ahli nuklir Mohsen Fakhrizadeh membuat Iran benar-benar marah terhadap Israel. Iran pun tak segan-segan mengancam Israel dan mengatakan akan membalaskan dendamnya. Pasalnya, Israel dituding menjadi pihak yang ada di balik aksi pembunuhan tersebut.

Mendengar Iran yang siap melampiaskan dendamnya itu, otoritas Israel pun langsung mengingatkan warganya untuk berhati-hati. Mohsen sendiri tewas dalam serangan bom dan serangan bersenjata di jalanan Teheran pada Jumat (27/11) pekan lalu.

"Mengingat ancaman baru-baru ini dari elemen Iran... kami khawatir Iran akan menyerang target-target Israel," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Israel, seperti dilansir AFP, Jumat (4/12/2020).

Kementerian Luar Negeri Israel memperingatkan bahwa potensi serangan bisa melanda warga-warga Israel yang ada di Afrika dan di negara-negara yang secara geografis dekat dengan Iran, seperti Georgia, Azerbaijan, Turki, wilayah Kurdi di Irak, Uni Emirat Arab dan Bahrain.

Uni Emirat Arab dan Bahrain diketahui telah sepakat menormalisasi hubungan diplomatik dengan Israel pada September lalu. Penerbangan komersial antara Dubai dan Tel Aviv mulai dipulihkan sejak akhir bulan lalu.

Menteri Luar Negeri Israel Gabi Ashkenazi, yang dijadwalkan mengunjungi Bahrain pada akhir pekan untuk menghadiri konferensi regional, dilaporkan membatalkan kunjungan itu setelah Iran menyalahkan Israel atas kematian Fakhrizadeh dan mengancam akan membalas dendam.

Otoritas Israel tidak menanggapi langsung tuduhan Iran. Namun Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu pada Kamis (3/12) waktu setempat, menuduh Iran memanfaatkan kesepakatan nuklir internasional untuk `memperluas` pengaruhnya di Irak, Yaman dan Suriah. Netanyahu menyebut kesepakatan nuklir itu membuat `macan` keluar kandang.

Secara terpisah, Dewan Nasional Keamanan Israel, yang menyinggung serangan-serangan di Prancis, Jerman dan Austria, menyebut bahwa organisasi jihad global, khususnya kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), telah `menunjukkan motivasi tinggi untuk melancarkan serangan teroris`.

"Ada kemungkinan bahwa bagian dari gelombang terorisme Islamis saat ini akan menjangkau target yang diidentifikasi terkait dengan Israel atau komunitas Yahudi, sinagoge, restoran kosher dan museum Yahudi," demikian bunyi peringatan Dewan Keamanan Nasional.

Setiap pelancong Israel juga diminta untuk memeriksa setiap peringatan terkait tujuan perjalanan mereka.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif pada hari Senin (30/11) mengatakan di Instagram bahwa pertemuan rahasia di Arab Saudi antara Putra Mahkota Mohammed bin Salman dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berkontribusi pada pembunuhan tersebut dan menuduh itu adalah "konspirasi".

"Menteri Luar Negeri Iran Zarif sangat ingin menyalahkan kerajaan atas segala hal negatif yang terjadi di Iran," tulis Adel al-Jubeir, Menteri Luar Negeri Saudi dalam cuitan di Twitter. "Apakah dia akan menyalahkan kami atas gempa bumi atau banjir berikutnya?" tulisnya.

"Ini bukanlah kebijakan Arab Saudi untuk terlibat dalam pembunuhan," tambahnya.

Tidak seperti negara-negara Teluk lainnya, Arab Saudi belum secara resmi mengutuk pembunuhan ilmuwan nuklir Iran tersebut.

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar