Ini Penyebab Kasus Baru di Indonesia Bertambah 8.000 Lebih per Hari

Sabtu, 05/12/2020 05:37 WIB
Jubir Satgas Covid-19 Wiku Bakti Bawono Adisasmito ungkap penyebab naiknya kasus baru hingga 8.000 lebih dalam sehari (Foto:BNPB)

Jubir Satgas Covid-19 Wiku Bakti Bawono Adisasmito ungkap penyebab naiknya kasus baru hingga 8.000 lebih dalam sehari (Foto:BNPB)

Jakarta, law-justice.co - Penambahan kasus baru COVID-19 per hari di Indonesia mengalami lonjakan sangat besar hingga membuat rekor baru. Hal itu terjadi pada Kamis (3/12/2020), di mana penambahannya mencapai 8.369 dalam satu hari.

Lantas, Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito mengungkapkan penyebabnya. Menurut dia, momen libur panjang yang terjadi mulai dari libur lebaran, libur kemerdekaan di Agustus lalu, dan libur panjang pada akhir Oktober lalu menimbulkan kenaikan kasus pada 10-14 hari kemudian. Kasus itu bisa bertahan 1-2 minggu setelahnya.

"Naiknya antara 50 atau lebih dari 100 persen selalu seperti itu polanya dan semakin ke sini naiknya semakin gila 6.000, 8.000," katanya dalam talkshow Pandemi Belum Berakhir: Patuhi Protokol Kesehatan! yang tayang di BNPB TV, Jumat (4/12/2020).

Dia melanjutkan, untuk penambahan kasus yang tercatat hingga 8.000-an pada Kamis kemarin lantaran dua faktor. Salah satunya terkait dengan masih adanya penularan yang tinggi di masyarakat. "Penyebabnya ada dua. Satu pasti penularan tetap tinggi," jelas dia

Penyebab kedua melonjaknya kasus konfirmasi positif pada Kamis kemarin, kata Wiku adalah terkait dengan sinkronisasi data antara pusat dan daerah. Dijelaskannya, ada beberapa daerah yang kesulitan dalam memasukkan data sehingga baru terakumulasi pada Kamis kemarin.

Salah satunya adalah Papua yang sejak 19 November 2020 sampai kemarin baru masukkan datanya sebanyak 1.700 lebih. Sehingga terjadi lonjakan. "Jadi kalau mau dibagi bisa dibagi jumlah hari," kata Wiku.

"Jadi Indonesia negara besar dan mengintegrasikan seluruh data menjadi satu real time perlu waktu. Tetapi dari situ tetap saja angkanya tinggi jadi sebenarnya tingkat penularannya di masyarakat juga masih tinggi," jelas Wiku.

Dengan masih tingginya tingkat penularan di masyarakat, Wiku menekankan pentingnya mematuhi protokol kesehatan di masyarakat.

"Maka dari itu penting protokol kesehatan dan ini waktunya sudah cukup lama hampir 9 bulan pasti ada kejenuhan dan efektivitas masyarakat dan kita bersama-sama untuk sosialisasi terbatas belum sampai dipahami dan melekat di setiap orang untuk melakukannya," kata dia.

Dia menambahkan, "Tanggung jawab pribadi masih kurang, ada yang tanggung jawabnya tinggi mengingatkan orang tapi kurang banyak yang seperti itu," kata Wiku.

 

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar