Orangtua Waspadalah!, Menag Ungkap Ekstrimisme dari Guru dan Eskul

Jum'at, 04/12/2020 14:04 WIB
Ilustrasi Ekstrimisme (gagasan.id)

Ilustrasi Ekstrimisme (gagasan.id)

Jakarta, law-justice.co - Fachrul turut mengapresiasi penerbitan buku kumpulan praktik baik implementasi Inisiatif Pencegahan Kekerasan (IPK). Hasil best practice IPK ini adalah modeling pencegahan kekerasan pada jenjang pendidikan menengah.

Menurutnya, buku ini akan semakin menambah referensi bagi para pihak yang berkepentingan, terutama guru pendidikan agama dan sekolah untuk turut berkontribusi dalam mencegah tumbuh kembangnya ekstremisme dalam beragama.

"Saya baca sekilas, naskah buku PVE juga mencoba menutup 3 pintu masuk ekstremisme keberagamaan yang selama ini menjadi kekhawatiran kita semua," kata dia.


Menteri Agama Fachrul Razi menyampaikan bahwa ekstremisme agama bisa masuk ke sekolah lewat tiga jalur, yakni guru, ekstrakurikuler keagamaan dan kurikulum atau mata pelajaran.

Fachrul meminta pihak sekolah serta pengawas pendidikan benar-benar mengantisipasi jalur penyebaran paham ekstremisme tersebut. Guru pendidikan agama Islam juga perlu memberikan pemahaman agar ekstremisme tertolak di benak siswa.

"Guru PAI perlu secara optimal memainkan peranan strategisnya, termasuk dalam membina aktivitas keagamaan dan menguatkan moderasi beragama para siswa," kata Fachrul lewat siaran pers, Jumat (4/12/2020)

Fachrul menjelaskan bahwa guru memiliki peran penting di sekolah. Di samping bisa menangkal paham ekstremisme, guru juga bisa jadi jalur penyebar paham tersebut.

Jalur kedua yakni organisasi atau ekstrakurikuler bidang keagamaan. Pola mentoring yang selama ini diterapkan bisa dimanfaatkan pihak tertentu yang ingin menanamkan paham ekstremisme.

Jalur ketiga adalah pendidikan atau kurikulum. Fachrul mengatakan ekstremisme bisa saja ditanamkan lewat mata pelajaran selain agama.

"Meski, tidak selalu pintu masuk pemikiran ekstrem ini melalui kurikulum pendidikan agama, karena bisa saja disisipkan melalui mata pelajaran umum," ujar Fachrul.

Fachrul turut mengapresiasi penerbitan buku kumpulan praktik baik implementasi Inisiatif Pencegahan Kekerasan (IPK). Hasil best practice IPK ini adalah modeling pencegahan kekerasan pada jenjang pendidikan menengah.

Menurutnya, buku ini akan semakin menambah referensi bagi para pihak yang berkepentingan, terutama guru pendidikan agama dan sekolah untuk turut berkontribusi dalam mencegah tumbuh kembangnya ekstremisme dalam beragama.

"Saya baca sekilas, naskah buku PVE juga mencoba menutup 3 pintu masuk ekstremisme keberagamaan yang selama ini menjadi kekhawatiran kita semua," kata dia.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar