WHO: Hasil Tes Positif Covid-19 di Jakarta-Jateng Makin Tinggi

Jum'at, 04/12/2020 13:24 WIB
Tes Covid-19 (Detik)

Tes Covid-19 (Detik)

Jakarta, law-justice.co - Laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut provinsi-provinsi yang memiliki kapasitas pengetesan atau testing Covid-19 besar, juga mencatatkan angka positivity rate atau rasio positif yang tinggi.

Dalam standar WHO, testing harian minimum adalah 1 per 1.000 penduduk dalam sepekan. Beberapa provinsi yang telah mencapai target ini adalah DKI Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, Sumatera Barat, dan Kalimantan Timur.

Menurut laporan yang dirilis pada 2 Desember tersebut, Provinsi DKI Jakarta merupakan daerah yang mencatatkan testing harian tertinggi di Indonesia. Capaian testing di ibu kota juga hampir memenuhi standar testing WHO, yakni hingga 9 tes per 1.000 penduduk dalam seminggu.

Sementara, Jateng 1 per 1.000 penduduk, Sumatra Barat 2 per 1.000 populasi, DI Yogyakarta 2 per 1.000 penduduk, dan Kalimantan Timur 2 per 1.000 populasi.

Meski capaian testing tinggi, provinsi-provinsi di atas memiliki angka positivity rate (perbandingan jumlah kasus Covid-19 dengan jumlah tes) yang tinggi.

Standar positivity rate WHO sendiri ialah di bawah 5 persen. Cara menghitungnya ialah dengan membagi jumlah total kasus positif dengan jumlah pengetesan, kemudian dikalikan 100.

Positivity rate diperlukan untuk mengukur seberapa tinggi penularan Covid-19 di satu daerah. Semakin tinggi angka itu, dapat diartikan semakin besar penularan Covid-19 di wilayah tersebut atau testing-nya masih sedikit.

DKI Jakarta, yang memiliki angka testing tertinggi, memiliki angka positivity rate di atas 10 persen. Jawa Tengah tercatat memiliki positivity rate 15 persen, Yogyakarta 10 persen, Sumatera Barat 15 persen, dan Kalimantan Timur mencapai 20 persen.

"Tolak ukur deteksi kasus minimum dicapai di DKI Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, Sumatera Barat, dan Kalimantan Timur, tapi tidak satupun dari provinsi ini yang memiliki positivity rate kurang dari 5 persen," kata laporan tersebut, dikutip Jumat (4/12/2020)

Secara nasional, rata-rata testing di Indonesia masih belum memenuhi syarat 1 per 1.000 populasi per pekan. Sementara, positivity rate rata-rata nasional ada di angka 15 persen, atau tiga kali lebih tinggi dibanding standar WHO.

Data Satgas Covid-19 mencatat dalam sepekan terakhir ada 244.739 orang yang telah melakukan testing, positivity rate sebesar 14,5 persen. Jika sesuai standar WHO, maka semestinya angka testing Indonesia mencapai 267 ribu dalam sepekan.

WHO juga mencatat ada kesenjangan antara data spesimen dan data testing orang pada 2 Desember tersebut. Data testing spesimen sebesar 58.245, sementara data testing pada orang sebesar 41.861. Pada hari yang sama, jumlah suspek harian sebesar 71.074.

"Masih ada kesenjangan antara jumlah kasus yang dicurigai dan jumlah orang yang dites. Sangat penting untuk meningkatkan kapasitas laboratorium dan memastikan persediaan yang memadai untuk menguji semua kasus yang dicurigai," kata WHO.

Berdasarkan data Satgas Covid-19 Kamis (4/12), akumulasi kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai 557.887 orang. Sebanyak 462.553 dinyatakan sembuh, dan 17.355 kasus meninggal dunia.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menyoroti peningkatan kasus Covid-19 di DKI Jakarta dan Jawa Tengah.

 

 

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar