Ternyata, Ini Alasan Iran Selalu Ancam Serang Israel

Selasa, 01/12/2020 19:46 WIB
Alasan Iran selalu ancam Israel (Foto: Merdeka)

Alasan Iran selalu ancam Israel (Foto: Merdeka)

Jakarta, law-justice.co - Iran selalu saja mengancam untuk menyerang Kota Haifa di Israel. Yang terbaru, Iran kembali menargetkan kota tersebut lantaran adanya dugaan Israel berada di balik aksi pembunuhan ilmuwan nuklir Iran Mohsen Fakhrizadeh.

Para pakar mengatakan meskipun Haifa hanya kota terbesar ketiga di Israel, namun di mata rezim Iran, kota itu adalah target utama karena signifikansi ekonominya dan kedekatannya dengan Lebanon.

Jantung Ekonomi Israel

"Teheran percaya Haifa adalah pusat bisnis paling kritis di Israel," kata Saeed Ghasseminejad, penasihat senior Iran di lembaga think tank Foundation for Defense of Democracies (FDD) yang berbasis di Washington.

Kantor berita Tasnim, yang dekat dengan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, menerbitkan sebuah artikel yang menyoroti pentingnya ekonomi kota itu pada Desember 2014. Menurut artikel itu, Haifa adalah kota terpenting Israel. "Kota itu telah dijuluki sebagai jantung ekonomi rezim Israel," bunyi penggalan artikel tersebut.

Artikel berjudul "Five vital arteries of Israel in Haifa that are within the range of Hezbollah’s Iranian missiles (Lima arteri vital Israel di Haifa yang berada dalam jangkauan rudal Hizbullah Iran)," mencantumkan lima situs di kota sebagai target utama; pelabuhan Haifa, kompleks petrokimia, perusahaan listrik, Matam Hi- Tech and Business Park, dan jaringan kereta api.
Menurut pakar Israel, Dan Arbell, Haifa dikenal sebagai kota paling beragam secara etnis di Israel dengan populasi campuran Yahudi-Arab. Namun, karakteristik kota yang paling penting bagi rezim Iran adalah fasilitas industri petrokimia yang besar.

"Jika fasilitas dihantam, hal itu dapat menyebabkan banyak korban akibat penyebaran bahan kimia, asap, dan bahan beracun di udara,” kata Arbell, seorang pakar di Institut Internasional untuk Studi Strategis (IISS) kepada Al Arabiya English, Selasa (1/12/2020).

Kedekatan dengan Lebanon

Hizbullah, organisasi proksi utama Iran yang terletak di tetangga Israel; Lebanon, menyerang Haifa pada tahun 2006 dengan serangan roket yang menewaskan delapan orang. Sepuluh tahun kemudian, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah menyarankan untuk menyerang Haifa lagi, khususnya terhadap simpanan amonium nitratnya.

Menurut mantan Kolonel Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Miri Eisin, Haifa, yang terletak di utara Israel, lebih dekat ke Lebanon dan oleh karena itu dipandang lebih rentan oleh Iran dan Hizbullah daripada kota-kota besar di Israel tengah atau selatan.

"Kemampuan Hizbullah yang dirasakan dengan rudal dan sistem pemandu yang tepat—semua dipasok oleh Iran—akan lebih efektif melawan lokasi utara di Israel," kata Eisin dalam wawancara dengan Al Arabiya English.

Ghasseminejad mengatakan kedekatan Haifa dengan Lebanon-lah yang membuatnya lebih praktis bagi Iran atau wakilnya; Hizbullah, untuk melakukan serangan rudal terhadapnya.

"Kami tahu ketika jarak dari target meningkat, rudal buatan Iran menjadi kurang dapat diandalkan," kata Ghasseminejad dalam wawancara dengan Al Arabiya English.

Ancaman terbaru terhadap Haifa datang dari surat kabar garis keras Iran; Kayhan, yang dikelola oleh Hossein Shariatmadari, perwakilan dari Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.

Surat kabar itu menerbitkan opini pada hari Minggu yang mendesak Iran menyerang Haifa jika terbukti Israel berperan dalam membunuh ilmuwan nuklir Iran terkemuka Mohsen Fakhrizadeh. Menurut tulisan opini tersebut, menyerang Haifa akan menghancurkan fasilitas sekaligus dan menyebabkan banyak korban jiwa.

Fakhrizadeh tewas pada hari Jumat pagi. Kementerian Pertahanan Iran mengatakan dia tewas karena cedera yang diderita setelah baku tembak antara pengawalnya dan "kelompok teroris bersenjata".

Ancaman surat kabar itu menggemakan pernyataan Khamenei pada tahun 2013, ketika dia mengatakan dalam pidatonya bahwa jika Israel "membuat kesalahan sekecil apa pun, Republik Islam akan menghancurkan Tel Aviv dan Haifa".

Awal tahun ini, seorang mantan komandan IRGC mengatakan bahwa "balas dendam Iran" akan mencakup penargetan Haifa dan pusat-pusat militer Israel setelah Amerika Serikat mengaku memerintahkan serangan pesawat tak berawak yang menewaskan komandan Pasukan Quds IRGC, Jenderal Qassem Soleimani, di Baghdad pada Januari.

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar