Hacker Korut Diduga Coba Bobol Sistem Vaksin Milik Inggris

Minggu, 29/11/2020 20:02 WIB
Hecker Korut diduga coba retas formula vaksin Covid-19 Inggris (Merdeka)

Hecker Korut diduga coba retas formula vaksin Covid-19 Inggris (Merdeka)

Jakarta, law-justice.co - Dalam beberapa pekan terakhir, telah mengalami percobaan pembobolan sistem. Dilansir dari Reuters Sabtu (29/11/2020), peretas diduga berasal dari Korea Utara.

Dua orang sumber menyebutkan peretas menyamar sebagai perekrut di situs jejaring LinkedIn dan WhatsApp. Mereka kemudian mendekati staf AstraZeneca dengan tawaran pekerjaan palsu. Peretas itu kemudian mengirimkan dokumen yang dimaksudkan sebagai deskripsi pekerjaan, serta dicampur dengan kode berbahaya yang dirancang untuk mendapatkan akses ke komputer korban.

Upaya peretasan tersebut menargetkan banyak orang, termasuk staf yang mengerjakan penelitian Covid-19. Namun nyatanya, upaya itu diperkirakan tidak berhasil.

Misi Korut untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jenewa, Swiss, tidak menanggapi permintaan komentar. Pihak dari Pyongyang sebelumnya membantah melakukan serangan siber. Bahkan, tidak ada jalur kontak langsung untuk media asing. Di sisi lain, AstraZeneca yang menjadi objek percobaan peretasan, pun menolak berkomentar.

Menurut sumber lain yang menyelidiki serangan tersebut, peretas menggunakan alat dan teknik yang menunjukkan mereka adalah bagian dari kampanye peretasan. Pejabat AS dan peneliti keamanan siber menyebut aksi tersebut dikaitkan dengan Korut.

Tiga orang yang enggan disebutkan namanya itu menyebut kampanye itu sebelumnya berfokus pada perusahaan pertahanan dan organisasi media, tetapi beralih ke target terkait Covid dalam beberapa pekan terakhir.


Serangan dunia maya terhadap badan kesehatan, ilmuwan vaksin, dan pembuat obat telah melonjak selama pandemi Covid-19. Kelompok peretas disebut-sebut bahkan didukung negara untuk mendapatkan penelitian dan informasi terbaru tentang wabah tersebut.

Pejabat negara Barat mengatakan informasi apa pun yang dicuri dapat dijual untuk mendapatkan keuntungan, digunakan untuk memeras para korban, atau memberi pemerintah asing keuntungan strategis yang berharga. Padahal, objek peretasan sedang berjuang untuk membendung penyakit yang telah menewaskan 1,4 juta orang di seluruh dunia.

Microsoft mengatakan bulan ini telah melihat dua kelompok peretas Korut menargetkan pengembang vaksin di banyak negara, termasuk dengan modus mengirim pesan dengan iming-iming pekerjaan palsu. Sayangnya, Microsoft tidak menyebutkan organisasi yang menjadi target.

Anggota parlemen Korea Selatan mengatakan, Badan Intelijen Negara telah menggagalkan beberapa dari upaya tersebut.

Reuters sebelumnya telah melaporkan bahwa peretas dari Iran, China, dan Rusia telah berusaha membobol pembuat obat terkemuka dan bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun ini. Teheran, Beijing dan Moskow semuanya membantah tuduhan tersebut.

Salah satu sumber menyebut beberapa akun yang digunakan dalam serangan di AstraZeneca didaftarkan ke alamat email Rusia. Tujuannya diduga sebagai upaya yang mungkin untuk menyesatkan penyelidik.

Korut telah didakwa bersalah oleh jaksa AS atas beberapa serangan dunia maya paling berani dan merusak di dunia, termasuk peretasan dan kebocoran email dari Sony Pictures pada 2014, pencurian $ 81 juta pada 2016 dari Bank Sentral Bangladesh, dan pelepasan ransomware Wannacry virus pada tahun 2017.

Pyongyang menggambarkan tuduhan itu sebagai bagian dari upaya Washington untuk mencoreng citranya.

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar