Puluhan Petani Digorok Kelompok Teroris Boko Haram di Nigeria

Minggu, 29/11/2020 11:50 WIB
Kelompok Teroris Boko Haram. (Foto: CNN).

Kelompok Teroris Boko Haram. (Foto: CNN).

Jakarta, law-justice.co - Kelompok Teroris Boko Haram dilaporkan membantai sedikitnya 43 petani dan melukai enam orang lainnya di area persawahan dekat kota Maiduguri, Timur Laut Nigeria, Sabtu (28/11). Tak tanggung-tanggung, para teroris membunuh mereka dengan cara keji, yakni mengikat para petani dan menggorok leher mereka di desa Koshobe.

"Kami telah menemukan 43 mayat, semuanya dibantai, bersama dengan enam orang lainnya dengan luka-luka serius," kata pemimpin milisi Babakura Kolo, yang membantu para korban, seperti dilansir The Guardian.

Boko Haram disebut sering melakukan operasi di kawasan pertanian Maiduguri. Aksi mereka kali ini bukanlah yang pertama kali.

Seorang milisi lain bernama Ibrahim Liman mengatakan, para korban adalah buruh dari negara bagian Sokoto di barat laut Nigeria, sekitar 1.000 kilometer jauhnya dari Maiduguri. Mereka telah melakukan perjalanan ke timur laut untuk mencari pekerjaan.

“Ada 60 petani yang dikontrak untuk memanen padi di sawah. 43 dibantai, enam luka-luka,” kata Liman.

Sementara, imbuh Liman, delapan orang lainnya dinyatakan hilang. Mereka diduga telah diculik oleh para jihadis.

Seroang warga yang ikut melakukan pencarian dan penyelamatan korban mengatakan, mayat-mayat itu dibawa ke desa Zabarmari, dua kilometer dari lokasi, di mana mereka akan disimpan sebelum dimakamkan pada Minggu.

Serangan kali ini adalah salah satu serangan terburuk yang dilakukan oleh kelompok-kelompok jihadis yang bersaing di wilayah tersebut sejak pemberontakan Boko Haram dimulai pada tahun 2009.

Presiden Nigeria, Muhammadu Buhari, menyampaikan duka cita atas keluarga korban dan mengutuk serangan tersebut. “Saya mengutuk pembunuhan para petani pekerja keras oleh teroris di negara bagian Borno. Seluruh negeri berduka atas pembunuhan yang tidak masuk akal ini. Hatiku bersama keluarga mereka di saat kesedihan ini. Semoga arwah mereka beristirahat dengan tenang," katanya.

Pejabat pemerintah Nigeria telah lama bersikeras bahwa para jihadis “secara teknis dikalahkan” dan direduksi menjadi serangan sporadis. Pemerintah sebelumnya juga sudah mendesak para pengungsi di timur laut untuk pindah ke wilayah yang lebih aman.

Namun demikian, di luar kota-kota besar dan kota-kota yang menjadi benteng pertahanan militer, sebagian besar wilayah timur laut Nigeria itu tetap sangat rentan mendapat serangan dari kaki tangan kelompok teroris. Serangan di Timur Laut –terutama yang menargetkan petani, pasukan keamanan dan pekerja bantuan– telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Bulan lalu, melalui dua serangan terpisah, gerilyawan Boko Haram membantai 22 petani yang bekerja di ladang irigasi dekat Maiduguri.

Boko Haram dan Islamic State West Africa Province (ISWAP), saingannya yang terafiliasi dengan ISIS, semakin menargetkan serangan kepada penebang, penggembala, dan nelayan dalam kampanye kekerasan mereka, serta menuduh mereka memata-matai dan menyampaikan informasi kepada militer dan milisi lokal yang memerangi mereka.

Sedikitnya 36.000 orang tewas dalam konflik tersebut, yang telah menyebabkan sekitar dua juta orang mengungsi sejak 2009. Kekerasan juga telah menyebar ke negara tetangga, seperti Niger, Chad, dan Kamerun, yang mendorong koalisi militer regional untuk memerangi militan.

Serangan itu terjadi ketika para pemilih pergi ke tempat pemungutan suara dalam pemilihan lokal di Negara Bagian Borno. Pemilu berulang kali ditunda karena meningkatnya serangan oleh Boko Haram dan ISWAP. Kantor berita Afrika HumAngle melaporkan bahwa penduduk desa menolak menguburkan 43 mayat korban sampai gubernur negara bagian menyaksikan kekejaman tersebut.

(Muhammad Rio Alfin\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar