Mengenal Mohsen Fakhrizadeh, Ilmuwan Nuklir Iran yang Tewas Ditembak Teroris

Sabtu, 28/11/2020 14:30 WIB
Lokasi kejadian tertembaknya ilmuwan nuklir Iran, Mohsen Fakhrizadeh, di pinggiran Kota Tehran, Iran. (Foto: Times of Israel).

Lokasi kejadian tertembaknya ilmuwan nuklir Iran, Mohsen Fakhrizadeh, di pinggiran Kota Tehran, Iran. (Foto: Times of Israel).

Jakarta, law-justice.co - Iran telah kehilangan salah satu ilmuwan besarnya, Mohsen Fakhrizadeh, pada Jumat (27/11). Ilmuwan nuklir terkemuka negeri Mullah itu tewas akibat serangan bersenjata oleh teroris di pinggiran ibu kota Teheran. Iran meyakini Israel menjadi dalang atas pembunuhan tersebut. Dugaan Iran bisa saja benar mengingat Israel dan negara-negara Barat sering menyebut Fakhrizadeh sebagai otak program nuklir di Iran

Siapa sebenarnya Mohsen Fakhrizadeh? Dirangkum dari Reuters, berikut beberapa informasi mengenai sosok Fakhrizadeh.

1. Berasal dari Kota Suci Qom

Di Iran, Fakhrizadeh dikenal sebagai orang yang misterius karena minimnya informasi mengenai dirinya. Menurut penuturan kelompok oposisi Iran, National Council of Resistance of Iran (NCRI), Fakhrizadeh lahir di kota suci Qom pada 1958. Qom merupakan daerah yang menjadi basis pendidikan tradisional dan spiritual umat muslim Syiah di Iran.

Tak hanya seorang ilmuan, seperti yang diungkapkan NCRI, Fakhrizadeh juga pernah seorang tentara. Dia menjadi deputi Menteri Pertahanan dan Brigadir Jenderal dari Tentara Revolusi. Sementara pendidikan doktoralnya di bidang nuklir, dia raih dari Universitas Imam Hussein.


2. Ditegur PBB karena Program Nuklir

Agaknya tudingan Israel bahwa Fakhrizadeh merupakan otak program nuklir memang benar. Nyatanya, sewaktu dia hidup, PBB pernah memberikan sanksi kepadanya. Dia bahkan menjadi objek sorotan serius dalam rancangan resolusi PBB karena dugaan keterlibatannya dalam program pengembangan senjata nuklir di Iran.

Meski begitu, pemerintah Iran membantah tuduhan PBB. Pemerintah Iran mengklaim Fakhrizadeh tidak memiliki keterkaitan apapun dengan program nuklir mereka. Namun, beberapa negara percaya bahwa Fakhrizadeh, secara diam-diam, masih terlibat dalam program nuklir Iran.


3. Batal Bertemu PBB Selamanya

Agensi Energi Atom Internasional (IAEA) dari PBB sebenarnya berencana bertemu dengan Mohsen Fakhrizadeh tahun ini. Mereka ingin menyelidiki dugaan Iran yang katanya diam-diam melanggar kesepakatan nuklir JCPOA untuk melakukan pengayaan nuklir di negeri Mullah. Sesuai isi JCPOA, Iran hanya boleh melakukan program pengayaan nuklir sesuai batas yang diatur.

Fakhrizadeh mulai mendapat tekanan dunia semenjak lembaga pengawas PBB mengeluarkan hasil laporan yang menyebut Fakhrizadeh lagi-lagi membantu Iran mengembangkan teknologi dan kemampuan yang dibutuhkan untuk penciptaan bom atom. Namun demikian, Iran tidak pernah membenarkan laporan tersebut. Kini, pria 62 tahun itu telah terbunuh, hal ini sekaligus menandakan bahwa Fakhrizadeh tak hanya hidup di bawah bayang-bayang PBB, tapi juga teror dari negara-negara penentang.

(Muhammad Rio Alfin\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar