Pangdam Dudung: Orang yang Beragama Belum Tentu Pancasilais!

Kamis, 26/11/2020 06:18 WIB
Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman (detikcom)

Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman (detikcom)

Jakarta, law-justice.co - Panglima Komando Daerah Militer Jaya (Pangdam Jaya), Mayjen TNI Dudung Abdurrachman buka suara soal kehidupan umat beragama di Indonesia.

Menurut Dudung, seorang yang beragama belum tentu menganut dan menjalankan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian, menurutnya, orang yang menganut pancasila atau pancasilais sudah pasti beragama.

"Orang yang beragama itu belum tentu pancasilais tetapi orang yang pancasilais sudah pasti dia beragama," kata Dudung di Kodam Jaya, Rabu (25/11).

Dudung juga menjelaskan ada pihak-pihak yang merasa beragama namun tidak menjunjung tinggi sila kedua Pancasila, yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab.

"Ada juga dia merasa beragama tapi persatuan dan kesatuan tidak dijunjung tinggi," tuturnya.

Tidak hanya itu, ia juga menyinggung pihak-pihak yang ingin membubarkan negara karena dianggapnya negara ini tidak pancasilais. Padahal, menurut Dudung, pancasila merupakan kesepakatan bersama yang diambil dari kultur budaya bangsa Indonesia.

"Jadi kalau menginginkan pancasila itu bubar berarti ingin membentuk negara atau membentuk ajaran-ajaran yang mengesahkan seakan-akan itu membenarkan dirinya sendiri," tuturnya.

"Ingat bahwa pancasila itu adalah kesepakatan bersama, yang diambil dari kultur budaya bangsa Indonesia, kemudian melahirkan sebuah pancasila, ini sebagai perekat kehidupan berbangsa dan bernegara," ucapnya.

Sebelumnya, Dudung sempat readyviewed mengancam pembubaran organisasi kemasyarakatan (ormas) Front Pembela Isla. (FPI) yang dipimpin Rizieq Shihab. Dudung menilai, FPI saat ini merasa dirinya paling benar.

Selain itu, menurut Dudung, seorang habib harus berucap dan berlaku dengan baik. Hal itu ia katakan sebagai respons berbagai pernyataan kontroversial yang dilontarkan Rizieq Shihab dalam ceramahnya.

"Kalau katanya sebagai imam besar, kalau dibilang sebagai kiai atau habib, karena habib atau kiai itu selalu hatinya baik, jadi kalau ucapan tidak baik bukan habib namanya itu," kata Dudung.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar