Luhut Sebut Demokrat AS Klaim Bakal Dukung Presiden Jokowi

Selasa, 24/11/2020 14:21 WIB
Luhut B. Panjaitan (Jawa pos)

Luhut B. Panjaitan (Jawa pos)

Jakarta, law-justice.co - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim relasi antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) akan tetap baik meski ada pergantian kekuasaan. Hal itu dipaparkan Luhut dalam acara CEO Networking 2020 (CEON 2020) yang disiarkan secara virtual, Selasa (24/11/2020).

Seperti diketahui, pemilihan presiden AS telah menghasilkan pemenang, yaitu Joe Biden. Menurut rencana, Biden akan dilantik pada Januari 2020 mendatang menggantikan Donald Trump.

"Ada yang bertanya bagaimana dengan pemerintahan berikutnya? Pemerintahan yang berikutnya juga saya lihat karena saya ada ketemu dengan beberapa dari Demokrat juga. Mereka juga menyampaikan apresiasi terhadap Indonesia," kata Luhut.

Ia bahkan menyebut ada keterkejutan dan kekaguman mereka terhadap Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

"Mereka juga terkejut atau kalau saya bilang mungkin kagum bahwa Presiden Jokowi sudah merencanakan restorasi mangrove seluas 630.000 hektare lebih dalam 4 tahun ke depan," ujar Luhut.

"Karena itu sekarang di dunia masalah lingkungan menjadi sangat penting dan kita merupakan negara yang penghasil karbon kredit terbesar di dunia dari 75% sampai 80% karbon kredit dunia itu ada di Indonesia," lanjutnya.

Dalam acara yang sama, Luhut melaporkan kunjungan kerjanya ke AS pada pekan lalu. Menurut dia, sejumlah pertemuan penting digelar antara lain dengan Trump, Wakil Presiden AS Donald Trump, hingga Chief Executive Officer (CEO) International Development Finance Corporation (DFC) AS Adam Boehler.

"Dan mungkin baru pertama kali dalam sejarah Indonesia ada seorang pejabat republik yang sampai empat kali ke White House dalam tiga hari. Jadi dalam hari pertama itu saya sampai dua kali bolak-balik sana karena kita merundingkan banyak hal dan mereka sangat mengapresiasi terhadap Indonesia," ujar Luhut.

"Salah satu yang mereka juga apresiasi adalah kepemimpinan Presiden Jokowi dan juga penanganan Covid-19 dan penanganan ekonomi yang mereka anggap itu sangat bisa untuk dicontoh dan dalam aspek ekonomi itu juga menyangkut masalah bagaimana kita memelihara fiskal dan moneter kita. Ini saya kira disampaikan dengan baik oleh mereka," lanjutnya.

Khusus untuk pertemuan dengan Pence, Luhut menyebut pembicaraan berkutat masalah vaksin. Luhut mengklaim AS bersedia membantu.

"Tadi malam kami sudah follow up dengan video call dengan Secretary of Health-nya dia Bob dan dengan Wakil Menteri BUMN Budi Sadikin dan juga BPOM untuk mereka juga untuk membuat Pfizer kerja sama dengan PT Bio Farma kita. Jadi Indonesia itu menjadi bagian yang baik," katanya.

"Kemudian saya sampaikan tujuan saya datang di White House ketemu dengan Presiden Trump adalah menyampaikan ucapan terima kasih Presiden Joko Widodo kepada Presiden Trump, administrasi di sini yang telah bekerja sama selama lebih 4 tahun. Saya bilang itu adalah budaya kami menyampaikan terima kasih penghargaan terhadap teman kerja yang sebentar lagi juga kan bisa menyelesaikan tugasnya," lanjutnya.

Lebih lanjut, Luhut juga menyampaikan terima kasih kepada Jokowi mengenai kesepakatan Generalized System of Preferences (GSP).

"Mungkin dampaknya besar sekali yaitu kita terus bisa berlanjut sehingga seperti apparel dan kemudian footware itu juga akan tetap menciptakan lapangan kerja," ujar Luhut.

Khusus untuk Sovereign Wealth Fund (SWF), Luhut bilang Indonesia sudah menandatangani kerja sama dengan IDFC. Nominalnya pun tidak tanggung-tanggung yaitu US$ 2 miliar (Rp 28 trilliun).

"Sehingga pada pertemuan-pertemuan berikutnya dengan seperti Black Rock, Black Stones, Carley, itu semua relatif berjalan dengan sangat baik. Tadi saya lapor juga ke presiden bahwa ini segera kita tindaklanjuti karena langkah ini langkah yang bagus," kata Luhut.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar