Eks Kepala BIN Respon Aksi Pangdam Jaya soal Copot Baliho Rizieq

Senin, 23/11/2020 19:29 WIB
Mantan Kepala BIN Sutiyoso tanggapi perintah Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman cabut baliho Habib RizieqTribunnews)

Mantan Kepala BIN Sutiyoso tanggapi perintah Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman cabut baliho Habib RizieqTribunnews)

Jakarta, law-justice.co - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Letjen TNI (purn) Sutiyoso akhirnya merespon aksi Pangdam Jaya Dudung Abdurachman yang memerintahkan anak buahnya untuk mencopot baliho Habib Rizieq Syihab. Menurutnya, apa yang dilakukan TNI itu kurang tepat, karena tugas itu masih bis dilakukan oleh satpol PP.

"Itu hanya ditugaskan kepada sebuah sasaran yang niscaya tidak bisa dilakukan satuan lain. Itu pasukan khusus maju. Kita belum segenting itu, maksud saya," katanya dalam program acara Kabar Petang tvOne seperti dikutip, Senin (23/11/2020).

Dia mengatakan, dalam suatu wilayah seperti di DKI Jakarta ada tiga unsur berkompeten dalam bertindak yaitu gubernur DKI, kapolda Metro Jaya, dan Pangdam Jaya. Untuk pemasangan baliho, menurut dia, ada peraturan dan tak bisa sembarangan karena terkait lokasi, ukuran, dan besaran pajak. Tapi, jika ada pelanggaran dalam pemasangan baliho itu cukup petugas Satpol PP yang menurunkannya.

Pun, bila masih ada persoalan hukum dalam baliho karena melanggar peraturan daerah atau perda, maka ada fase Polda Metro Jaya turun tangan.
"Nah, apakah fase-fase ini sudah dilewati?," katanya.

Mantan Pangdam Jaya itu kemudian mengingatkan, seorang pangdam Jaya harus bertindak secara terukur. Meski, ia juga tak menampik dalam TNI itu ada sistem komando antara pangdam Jaya dan atasannya.

"Tindakan apa pun sekali lagi harus terukur, jangan berlebihan. Tetapi ingat ya, saya menyalahkan adik-adik saya juga enggak bisa. Mungkin panglima atau polda gitu karena mereka punya atasan," ujarnya.

Bang Yos menduga, instruksi Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman terkait dengan pernyataan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto yang mengunjungi pasukan-pasukan elite TNI.

"Saya kira ada hubungannya dengan itu. Bagaimana pun kalau panglima dapat tugas dari atas, dia susah juga,” tuturnya.

Namun, mantan Gubernur DKI Jakarta mengingatkan, TNI dikerahkan sebagai langkah terakhir jika pihak atau satuan lain sudah tak sanggup menyelesaikannya. "Harus seperti itu menurut pandangan saya. Karena intinya tentara itu dihadapkan kepada musuh dari luar maupun dari dalam misalkan separatisme, teroris itu baru kan," jelasnya.

Pencopotan baliho-spanduk Habib Rizieq Shihab di Jakarta termasuk Petamburan oleh prajurit TNI jadi perdebatan. Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman geram terhadap aktivitas FPI yang diduga memasang baliho Habib Rizieq di sejumlah titik lokasi Jakarta.

Dudung tak menampik video viral sejumlah pria berbaju loreng yang mencopot baliho Habib Rizieq pada malam hari adalah prajurit TNI. Aksi para prajurit TNI itu berdasarkan perintahnya.

Ia menekankan, prajurit TNI dikerahkan karena awalnya petugas Satpol PP yang diterjunkan tak berdaya menurunkan baliho. Sebab, diduga anggota FPI kembali memasang baliho-baliho tersebut meski diturunkan Satpol PP.

Dudung menyampaikan pihaknya tak segan mengambil tindakan tegas jika FPI masih berani memasang baliho Habib Rizieq yang tidak sesuai aturan.
Dia bahkan menegaskan jika FPI masih tak bisa diatur maka sebaiknya dibubarkan.

"Kalau perlu FPI bubarkan saja itu. Bubarkan saja! Kalau coba-coba dengan TNI, mari. Sekarang kok mereka ini seperti yang ngatur suka-sukanya sendiri, saya katakan itu perintah saya," kata Dudung, Jumat (20/11/2020).

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar