Adriana SH., MM., M.Kn

Bertransformasi Seiring Waktu Tanpa Kenal Menyerah

Senin, 23/11/2020 13:05 WIB
Adriana bertransformasi seiring waktu tanpa kenal menyerah (Foto: Pribadi)

Adriana bertransformasi seiring waktu tanpa kenal menyerah (Foto: Pribadi)

Jakarta, law-justice.co - Tidak banyak kelompok milenial yang menekuni pekerjaan sebagai notaris dan Pejabat Pembuat Akta Tanah. Hal itu berbeda dengan perempuan kelahiran Pematang Siantar ini memilih profesi sebagai Notaris dan Pejabat Pembuat Akta Tanah. Tidak seperti kebanyakan kelompok muda yang memilih profesi penuh adrenaline seperti Pengacara. Menjadi Notaris dan PPAT adalah pilihan hidup yang kini membesarkan namanya.

Adriana yang juga aktif di dunia sosial ini memilih mendedikasikan hidupnya dalam profesi kenotariatan dan PPAT. Memiliki latar belakang pendidikan hukum, Adriana bercerita soal pilihan hidupnya terjun menjadi notaris dan PPAT.

"Berpuluh tahun tinggal di Bontang Kalimantan Timur tidak mematahkan semangat saya untuk menjadi menjadi wanita karier dalam ilmu Hukum yang telah ditempuh," ungkapnya kepada Law-Justice.co

Adriana juga mengatakan, faktor lain yang ikut mendorong dirinya terjun ke dunia notaris adalah karena dukungan anak-anaknya. Adriana bercerita bahwa anak-anak yang memberikan semangat agar dirinya bisa menyelesaikan ujian magister dan berkarir di dunia notariat.

"Berkat dukungan kedua anak saya, untuk mengikuti ujian masuk magister kenotariatan di UNPAD yang tujuan semula hanya untuk mengisi kesibukan dan mencari ilmu, sampai akhirnya saya menggelutinya dengan serius," ujar Adriana.

"Ketaatan pada Tuhan membawa saya memilih hidup sesuai dengan keyakinan saya yang tercermin dalam Undang Undang Jabatan Notaris. Isi Undang-Undang tersebut sejalan dengan kebaikan dan kebenaran di dunia dan akhirat. Jika ada pekerjaan yang menghasilkan uang tapi seiring dengan akhir kehidupan, kenapa saya tidak memilih dunia pekerjaan ini," tambah Adriana soal filosofi profesinya.


Adriana bertransformasi seiring waktu tanpa kenal menyerah (Foto:Pribadi)

Dia juga bercerita dengan penuh ketelitian, dirinya memilih berkarir karena adanya kebebasan untuk berkarya setelah buah hatinya masuk usia dewasa dan mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. Sehingga, membuat dirinya bisa lebih fokus ke persoalan karir dan pekerjaan yang terkadang menyita banyak waktu.

"Kemudahan berkarir setelah anak-anak di universitas yang memberi kesempatan pada saya untuk mengisi waktu dan menuntut ilmu yang dapat dilakukan secara maksimal tanpa mengganggu kebutuhan keluarga," ungkap lulusan dari Sarjana Hukum Universitas Padjajaran, Bandung (1984).

Keluarga Prioritas Utama
Kesuksesan Adriana sebagai seorang Notaris dan PPAT perempuan diraih berkat perjuangan yang panjang dan kerja keras. Menjaga komitmen dan disiplin diri selalu dipegangnya teguh demi menjaga kepercayaan yang diberikan oleh klien.

Adriana ingin memberi manfaat bagi banyak orang. Ia ingin terus berbagi kepada sesama yang membutuhkan, karena dia meyakini bahwa apa yang ia dapat bukan sepenuhnya miliknya tetapi milik Tuhan. Ia ingin mengembalikan milik Tuhan itu dengan cara memberi dan berbagi kepada sesama. Itu juga sebagai wujud rasa syukur yang tiada henti atas apa yang sudah didapatnya dalam hidup. Itu juga yang menjadi resolusi Adriana di hari-hari mendatang, untuk menjadi berkat bagi banyak orang.

Perjuangan dan perjalanan Adriana membangun karir dan bisnis memberikan banyak pelajaran yang berharga, yang menjadikan dirinya semakin kokoh, mandiri, professional, dan sukses. Baginya, apapun akan mendatangkan keuntungan jika dijalankan dengan disiplin, kerja keras, ketelitian, komitmen, tidak pernah mengeluh,  dan selalu bersemangat. Tentunya diringi doa dan selalu bersyukur.

“Kalau sekarang, kepada anak-anak (karyawan) saya selalu menekankan harus bersyukur, berusaha dan berdoa serta dan berterima kasih setiap hari,” ungkapnya berbagi rahasia kesuksesan dalam hidup.

Sementara kunci sukses dalam keluarga, yang paling penting bagi Adriana adalah hidup demi anak-anak.

“Itulah yang membuat saya sukses karena mereka adalah prioritas dalam hidup saya,” tegasnya.

Seiring waktu kesibukannya terus meningkat seiring dengan meningkatnya karir dan tantangan dalam dunia kenotariatan. Namun kesibukannya tidak menyurutkan kegiatan utama mengurus keluarga. Adriana menjelaskan dirinya lebih senang menghabiskan waktu di rumah jika tidak ada kegiatan kantor. Selain mengurus keluarga, dirinya memilih berolahraga di rumah sehingga tidak meninggalkan keluarga.

"Sehari-hari kegiatan yang tak pernah saya tinggalkan adalah berolah raga yang dapat dilakukan di rumah karena semua telah tersedia, sehingga tidak menyita waktu sebab saya kurang suka terlalu banyak kegiatan di luar rumah," ungkapnya.

"Untuk kegiatan sosial bersama teman-teman berdasarkan kesepakatan bersama, berbeda dengan yang saya lakukan sendiri mengutamakan untuk pendidikan formal, karena biaya pendidikan tinggi. Sedangkan pendidikan merupakan salah satu anak tangga menuju intelektualitas yang baik dalam mencapai kecerdasan bangsa," tambah Adriana.

Perjuangan dan perjalanan Adriana membangun karir dan bisnis memberikan banyak pelajaran yang berharga, yang menjadikan dirinya semakin kokoh, mandiri, professional, dan sukses. Baginya, apapun akan mendatangkan keuntungan jika dijalankan dengan disiplin, kerja keras, ketelitian, komitmen, tidak pernah mengeluh, never give up, dan selalu bersemangat. Tentunya diringi doa dan selalu bersyukur. “Kalau sekarang, kepada anak-anak (karyawan) saya selalu menekankan harus bersyukur.. berusaha… berdoa.. dan berterima kasih setiap hari,” ungkapnya berbagi rahasia kesuksesan dalam hidup.

Sementara kunci sukses dalam keluarga, yang paling penting bagi Adriana adalah hidup demi anak-anak. “Itulah yang membuat saya sukses karena mereka adalah prioritas dalam hidup saya,” tegasnya.

Tips Milenial Bergelut Kenotariatan
Selain berkegiatan sosial, dia juga mengajak milenial muda yang ingin berkarir dalam bidang PPAT dan Kenotariatan. Kata dia, banyak kaum milenial yang tidak tertarik menjadi PPAT atau Notaris karena profesi ini dinilai membosankan dan tidak dapat menghasilkan uang banyak dalam waktu singkat. Padahal, profesi ini pelanyanan masyarakat.

"Pekerjaan notaris kurang menarik dan membosankan bagi kaum milenial yang ingin terus bergerak dinamis, sedangkan sebagai notaris harus senantiasa berada di satu kantor dalam wilayah tempat kedudukan jabatan. Bergelut dengan persiapan dan penyimpanan dokumen-dokumen yang harus dipertanggungjawabkan sampai berakhirnya jabatan," ujar Adriana yang juga lulusan Sekolah Magister Manajemen di Universitas Mulawarman, Kalimantan Timur (2001) dan Magister Kenotariatan Universitas Padjajaran, Bandung (2009).


Mengajak milenial menekuni profesi hukum kenotariatan (Foto:Pribadi)

"Sekalipun dianggap bahwa kaum milenial kurang berminat menjadi notaris, namun dalam kenyataannya perjuangan berat untuk mendapat wilayah jabatan, yang hanya mudah di peroleh dengan mempersiapkan diri sejak mengecap perkuliahan Magister kenotariatan hingga menyelesaikan ujian kode etik yang diadakan Ikatan Notaris Indonesia untuk jabatan Notaris dan Ujian Calon Pejabat Pembuat Akta Tanah yang di adakan Badan Pertahanan Nasional dan kewajiban untuk magang di kantor Notaris," kenang Adriana saat menyelesaikan ujian kode etik Ikatan Notaris Indonesia dan Ujian Calon PPAT.

Berkarya dan Mengabdi
Adriana menyatakan bahwa "Ketidakadaan batasan waktu dan tempat dalam menimbah ilmu, senantiasa baru dan maju menyesuaikan dengan perkembangan zaman dengan memegang prinsip kehati-hatian sebagai suatu keharusan bagi Notaris," tambahnya.

Dia juga bercerita profesi sebagai notaris bukanlah jabatan yang bisa memperkaya diri. Kata dia, dengan menjadi notaris berarti mengabdikan diri kepada masyarakat luas tanpa pamrih.

"Notaris bukanlah jabatan sebagai sarana menjadi kaya berkelimpahan, walaupun tidak dapat dipungkiri jika terjadi tetapi bukan merupakan tujuan utama. Notaris sebagai jabatan yang diberi untuk melayani masyarakat dan membantu pemerintah. Jabatan yang diberi sebagai amanah yang harus dilaksanakan sebagaimana sumpah dan janji pada saat pengangkatan jabatan," ungkap pengurus IPPAT dan Ikatan Notaris Indonesia ini.

Sebagai anggota pengurus IPPAT yang tidak menduduki jabatan penting, tetapi berharap untuk adanya perlindungan hukum bagi Notaris dan PPAT yang telah menjalankan jabatannya dengan baik dan benar," ungkapnya.

Kami semua rekan kerja dibawah naungan organisasi yang sama dalam INI atau IPPAT, kami bersaudara dan saya yakin tidak ada persaingan yang tidak sehat, tutupnya.

(Tim Liputan News\Yudi Rachman)

Share:




Berita Terkait

Komentar