Bela Bobby Nasution, Fahri Hamzah: Isu Politik Dinasti Bikin Kisruh

Jum'at, 20/11/2020 16:46 WIB
Fahri Hamzah dan Bobby Nasution

Fahri Hamzah dan Bobby Nasution

Medan, Sumatera Utara, law-justice.co - Politik identitas dan dinasti politik menjadi mainan segelintir oknum untuk menjegal elektabilitas calon Wali Kota Medan Bobby Nasution yang kian memuncak. Isu itu sengaja diciptakan untuk memecah belah masyarakat menjelang Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Medan.

Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah dalam diskusi bersama Ketua Umum Partai Gelura Anis Matta dan Bobby Nasution di Studio Kolabirasi Medan Berkah, menyebutkan, isu politik dinasti itu sengaja dihembuskan rival Bobby Nasution.

"Kita ada di dalam negara yang berdemokrasi. Dalam demokrasi itu memberikan ruang untuk semua orang terlibat. Demokrasi menghapus tuduhan bahwa dinasti itu masih ada. Dalam demokrasi semua punya peluang. Ada wali kota, anaknya bagus maka didukung dan seterusnya," ujar Fahri Hamzah, Kamis (19/11/2020) malam.

Fahri menambahkan, dalam proses demokrasi tidak bisa melarang siapa pun maju dalam kontestasi pilkada. Selain tidak ada hukum yang dilanggar, Undang - Undang (UU) juga mengatur di dalamnya. Sebaliknya, kehadiran Bobby - Aulia dalam Pilkwalkot Medan, akan menguntungkan masyarakat.

"Keuntungan yang bakal diperoleh masyarakat di Medan karena Mas Bobby memiliki hubungan kedekatan dan bisa berkolaborasi dengan pemerintah pusat. Ini merupakan nilai plus dari pasangan Bobby - Aulia, yang mungkin tidak dimiliki pasangan calon lain dalam pilkada serentak di Indonesia," ungkapnya.

Menurutnya, kolaborasi daerah dengan pusat itu menjadi salah satu faktor penenti kemajuan pembangunan. Pemerintah kota itu jika main sendiri maka tidak akan sanggup memajukan daerah. Sehingga, perlu bantuan dari pusat. "Jika malah berantem sama pusat, efeknya infrastruktur Medan berantakan," ungkap Fahri Hamzah.

Bagi kubu tertentu yang anti-pemerintah pusat, Fahri Hamzah justru pesimistis tidak mampu membenahi Kota Medan. "Itu yang antipusat kalau pun menang bakal susah karena tak harmonis," kata Fahri.

Provokasi anti-pemerintahan pusat di Piwalkot Medan, kata Fahri, sebaiknya tidak usah ditanggapi. Masyarakat harus fokus untuk memenangkan pasangan Bobby Nasution dan Aulia Rachman. Dengan demikian, Kota Medan cepat dibenahi, dan mengejar ketertinggalan. "Ini negara kesatuan bukan negara federal. Negara kesatuan itu pemerintahan pusat membentuk pemerintah daerah lewat UU. Kita harus bina hubungan baik dengan pemerintah pusat, gak bisa pemda buruk hubungan dengan pusat. Ini pilkada dibenturkan ke pusat, menang pun susah itu nanti. Masyarakat Medan jangan mau terprovokasi," pungkas Fahri.

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar