Beberapa Startup Unicorn +62 Disuntik Dana Microsoft dan Google

Selasa, 17/11/2020 14:03 WIB
Start Up Indonesia dapat suntikan dana dari Google dan microsoft

Start Up Indonesia dapat suntikan dana dari Google dan microsoft

Jakarta, law-justice.co - Startup unicorn Indonesia (bervaluasi di atas US$1 miliar) sedang jadi incaran raksasa teknologi AS. Buktinya, startup besar ini mendapat suntikan dana segar meski pandemi Covid-19 belum menunjukkan tanda-tanda pelemahan.

Terbaru adalah Google yang menyuntikkan sejumlah dana di e-Commerce Tokopedia. Tak disebutkan besaran suntikan dananya tapi Nikkei Asian Review melaporkan Google akan menguasai 1,6% saham.


"Kami sangat senang menyambut Temasek dan Google sebagai pemegang saham Tokopedia. Kami merasa terhormat atas kepercayaan dan dukungan mereka kepada Tokopedia dan Indonesia," tulisnya melalui akun Instagram pribadinya seperti dikutip Selasa (17/11/2020).


Raksasa teknologi AS lain yang suntik startup unicorn Indonesia adalah Microsoft. Perusahaan ini menyuntikkan sejumlah dana ke Bukalapak. Bloomberg News melaporkan besaran dananya US$200 juta.

Besaran dana ini tak dikonfirmasi oleh Microsoft. Tapi "Microsoft akan melakukan investasi strategis di Bukalapak," ujar Microsoft Indonesia dalam keterangan resmi, awal bulan ini.

Pada pertengahan Juni lalu Gojek mengumumkan telah mendapatkan suntikan dana dari Facebook dan PayPal dengan angka yang tak disebutkan. Keduanya menyuntikkan dana ke Gojek bersama dengan Google dan Tencent.

Bergabungnya Facebook dan PayPal sebagai investor, menyusul Google dan Tencent, mendukung Gojek dalam misi mendorong pertumbuhan ekonomi digital di Asia Tenggara, dengan fokus pada layanan pembayaran dan keuangan.

Informasi saja, menurut perhitungan CB Insights, saat ini Gojek memiliki valuasi US$10 miliar, Tokopedia US$7 miliar dan Bukalapak US$2,5 miliar.

Masuknya raksasa teknologi AS ke startup Indonesia diduga karena tergiur besarnya pontensi ekonomi digital Indonesia. Beberapa tahun terakhir sektor ini memang tumbuh signifikan di tanah air.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan, dari laporan yang dirilis Temasek, ekonomi digital Indonesia akan berkembang pesat pada 2025 mendatang dari berbagai bidang. Pertama, dari bidang internet, ekonomi digital RI diproyeksi naik lebih dari tiga kali lipat yakni dari US$ 40 miliar menjadi US$ 133 miliar.

Kemudian, melalui e-commerce naik empat kali lipat dari US$ 20 miliar ke US$ 82 miliar dan online traveling naik 2,5 kali lipat dari US$ 10 miliar menjadi US$ 25 miliar. Lalu dari media berpotensi naik dari US$ 3,5 miliar menjadi US$ 9 miliar dan melalui ride hailing dari US$ 5,7 miliar ke US$ 18 miliar.

"Artinya Indonesia sangat memiliki potensi luar biasa di digital ekonomi," ujarnya dalam Indonesia Fintech Summit, beberapa hari lalu.

Namun, potensi ekonomi digital yang besar ini dinilai bisa diwujudkan jika didukung dengan infrastruktur yang memadai. Infrastruktur yang memungkinkan seluruh orang Indonesia mengakses internet dimanapun berada.

Saat ini Indonesia tengah dalam pembangunan infrastruktur yang memungkinkan semua masyarakat bisa mengakses digitalisasi.

"Tidak ada istilah terluar, terpinggirkan atau tertinggal dalam hal ini mereka perlu dapat akses internet. Makanya kita perlu bangun infrastruktur," jelasnya.

Bendahara negara ini menyebutkan, setidaknya ada empat hal yang harus dipenuhi Indonesia untuk mewujudkan potensi ekonomi digital yang luar biasa besar ini.

"Potensi Indonesia itu hanya akan bisa terjadi jika di address 4 isu yaitu infrastruktur termasuk ICT, SDM, capacity kita untuk adopt ICT, institusi dan regulasi," kata dia.

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar