NASA Kirimkan OSIRIS-REx Untuk Ungkap Misteri Terbentuknya Tata Surya

Rabu, 28/10/2020 16:00 WIB
Penampakan satelit OSIRIS-REx

Penampakan satelit OSIRIS-REx

Jakarta, law-justice.co - Untuk mendapat informasi pembentukan tata surya, Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional (NASA) Amerika Serikat mengirimkan pesawat tanpa awak bernama OSIRIS-REx singkatan dari (Origins, Spectral Interpretation, Resource Identification, Security, Regolith Explorer) ke asteroid Bennu.

Bennu adalah objek luar angkasa yang sangat primitive. Pasir dan debunya dapat menyimpan petunjuk penting tentang bahan kimia yang menciptakan Matahari dan planet-planet lain. Hal itu terjadi sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu. Jarak Bumi-asteroid Bennu sekitar 321 juta kilometer.

OSIRIS-REx yang diluncurkan pada 8 September 2016, akhirnya Kamis 21 Oktober 2020 berhasil menyentuh permukaan Bennu. Selanjutnya pada 22 Oktober wahana berhasil mengirimkan gambar saat sedang pengumpulkan material berupa batu dan debu melalui teknik yang disebut Touch-And-Go Sample Acquisition Mechanism (TAGSAM). “Bennu terus mengejutkan kami,” kata Administrator Asosiasi Sains NASA di kantor pusat badan tersebut di Washington Thomas Zurbuchen.

Pihaknya harus bergerak lebih cepat untuk menyimpan sampel yang didapat. Tim NASA bahkan terkejut karena wahana dapat mengumpulkan sampel dalam jumlah banyak. Ini diharapkan menjadi bahan untuk menjawab beberapa pertanyaan.

Zurbuchen yakin telah mengumpulkan sampel yang cukup dan berada pada tahap menyimpan sampel secepat mungkin. Gambar juga menunjukkan bahwa setiap pergerakan ke pesawat ruang angkasa dan instrumen TAGSAM dapat menyebabkan hilangnya sampel lebih lanjut. Untuk mengamankan bahan yang tersisa, tim misi memutuskan berhenti melakukan pengumpulan.

Selanjutnya, pada 24 Oktober aktivitas yang dilakukan yaitu pengukuran massa yang tadinya mau dilaksanakan Jumat 23 Oktober 2020. Setelah pengukuran selanjutnya tim OSIRIS-Rex fokus pada penyimpanan sampel di alat bernama Sample Return Capsule (SRC). Di SCR seluruh material yang lepas akan disimpan secara aman selama perjalanan kembali ke Bumi.

“Kami bekerja untuk menjaga kesuksesan di sini. Tugas saya membawa sampel Bennu sebanyak mungkin dengan aman. Hilangnya massa adalah perhatian saya. Jadi, saya sangat mendorong tim untuk menyimpan sampel berharga ini secepat mungkin," kata peneliti utama OSIRIS-REx di University of Arizona di Tucson, Dante Lauretta

Laurette menuturkan, kepala TAGSAM dirancang untuk mengambil sampel dalam kondisi optimal. Dari analisis yang didapat, kepala pengumpul mendapatkan material yang sama rata di permukaan Bennu. Semua data sejauh ini menunjukkan bahwa kepala pengumpul memegang lebih dari dua ons regolith, berupa debu dan batu pecah.

Lauretta mengatakan, saat ini OSIRIS-REx tetap dalam kondisi baik dan tim misi sedang menyelesaikan jadwal untuk penyimpanan sampel. Pembaruan akan diberikan setelah keputusan dibuat tentang waktu dan prosedur penyimpanan sampel.

Misi OSIRIS-REx dilakukan berkat kerja sama banyak organisasi. Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard milik NASA di Greenbelt, Maryland, menyediakan manajemen misi secara keseluruhan, rekayasa sistem, serta jaminan keselamatan. Lockheed Martin Space di Denver membangun pesawat ruang angkasa dan menyediakan operasi penerbangan.

Goddard dan KinetX Aerospace of Tempe, Arizona, bertanggung jawab untuk menavigasi pesawat luar angkasa OSIRIS-REx. OSIRIS-REx adalah misi ketiga dalam progam NASA’s New Frontiers Program, yang dikelola Pusat Penerbangan Luar Angkasa Marshall NASA di Huntsville, Alabama, untuk Science Mission Directorate in Washington.

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar