Rofinus Bukan Anggota KKB, Pigai: Gereja Katolik Harus Turun Tangan

Selasa, 27/10/2020 13:41 WIB
Aktivis Kemanusiaan dan mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Piga minta Gereja Katolik turun tangan terkait penembakan Katekis Katolik Rofinus Tigau oleh TNI-Polri( foto; bataraonline.com)

Aktivis Kemanusiaan dan mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Piga minta Gereja Katolik turun tangan terkait penembakan Katekis Katolik Rofinus Tigau oleh TNI-Polri( foto; bataraonline.com)

Papua, law-justice.co - Tim Gabungan TNI-Polri berhasil menembak seorang anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Intan Jaya, Papua pada Senin (26/10/2020) kemarin. Anggota KKB itu bernam Rofinus Tigau.

Namun, terhadap perenyataan Polri itu dibantah oleh Gereja Katolik, khususnya Keuskupan Timika, Papua. Pasalnya, Rofinus Tigau adalah seorang katekis Katolik yang selalu membantu tugas pastoral di stasi Jalae.

Terkait aksi tim gabungan TNI-Polri itu, aktivis Kemanusiaan asal Papua Natalius Pigai meminta Gereja Katolik untuk segera turun tangan menuntaskan hal tersebut. Sebab kata dia, kejahatan kemanusiaan di Papua sudah merusak nilai spritualitas.

"Kejahatan kemanusian di Papua sudah destruktif terhadap nilai spiritualitas, Iman dan wilayah sakral. Gereja Katolik harus turun tangan melakukan penyelidikan untuk laporkan adanya ancaman nyata terhadap umat Kristiani di Papua," katanya kepada law-justice.co, Selasa (27/10/2020).

Dia juga berharap agar Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) ikut bersuara terkait kejadian tersebut. Begitu juga dengan PBB dan pimpinan tertinggi umat Katolik di Vatikan, Roma.

"Umat Katolik menunggu suara kenabian Konfrensi Wali Gereja Indonesia. Diharapkan akan menjadi perhatian Pax Romana di PBB, Franciscan International dan Vatican," kata Pigai.

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa sebenarnya ini bukan menjadi kejadian pertama TNI-Polri tembak petugas katekis Katolik. Menurut mantan Komisioner Komnas HAM itu, sebelumnya TNI-Polri menembak satu orang katekis katolik lainnya bernama Agustinus saat dalam perjalanan menuju tempat tugasnya.

"Sudah dua orang pelayan umat atau katekis Katolik yang ditembak," katanya.

Sebelumnya, Keuskupan Timika bersuara terkait dengan insiden penembakan di Kampung Jalae, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya yang menewaskan Rufinus Tigau dan melukai seorang anak bernama Herman Kobagau pada Senin (26/10).

Dalam rilis persnya Selasa (27/10), Keuskupan Timika menegaskan bahwa Rufinus Tigau adalah seorang Katekis yang bekerja di Gereja Katolik stasi Jalae. Dimana Rufinus telah bekerja sebagai Katekis di Paroki Santo Michaelel Bilogai sejak tahun 2015 lalu dilantik sebagai Katekis oleh Pastor Paroki Santo Michaelel Bilogai, Pastor Yustinus Rahangier Pr menggantikan Katekis yang meninggal yakni Frans Wandagau.

Rufinus membantu Pastor di Paroki Jalae, karena Pastor yang bertugas di Jalae bukan orang lokal. Sehingga tidak paham bahasa lokal dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kontek budaya lokal.

Dalam rilisnya, Administrator Diosesan Keuskupan Timika Pastor Marthen Kuayo menyampaikan, sebelum penembakan Rufinus, seorang Katekis di Gereja Stasi Emondi, Agustinus Duwitau yang dilantik setelah pelantikan juga ditembak oleh aparat keamanan pada 7 Oktober 2020.

“Agustinus ditembaki dalam perjalanan ke Emondi. Saat ini Agustinus masih menjalani perawatan karena luka tembak yang dialaminya. Paroki atau gereja selalu butuh orang yang sekolah atau bisa baca tulis untuk menjadi pewarta seperti Rafinus,” kata Pastor Marthen Kuayo.

Lanjutnya, dalam ibadah setiap minggu pewarta juga berdiri di depan mimbar bersama dengan pastor. Karena pastor baca Alkitab dan khotbah dalam bahasa Indonesia, pewarta langsung menterjemahkan lisan dalam bahasa lokal, agar umat yang tidak mengerti bahasa Indonesia bisa paham dan ikut ibadah. Bahkan dalam acara natal bersama, Katekis Rufinus menjadi penterjemah khotbah dalam bahasa daerah.

“Tuduhan bahwa Rafinus terlibat dalam gerakan separatis atau kelompok bersenjata yang dituduhkan kepadanya adalah tidak benar. Saat ini, Keuskupan Timika sedang menyusun laporan dan kronologis insiden penembakan yang menewaskan Rafinus,” tegasnya.

Sebelumnya, kontak senjata antara TNI-Polri dan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Sabinus Waker terjadi di Kampung Jalae, Kabupaten Intan Jaya berakhir dengan tewasnya Rufinus Tigau pada Senin (26/10). Menurut Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal, Rafinus Tigau adalah anak buah Sabinus Waker.

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar