Biden Minta Trump Tak Buat `Permainan`

Senin, 26/10/2020 15:31 WIB
Biden dan Trump (Kompas.com).

Biden dan Trump (Kompas.com).

Jakarta, law-justice.co - Calon presiden Amerika Serikat yang diusung Partai Demokrat, Joe Biden mengatakan Donald Trump masih bisa memenangkan pemilu 2020 dengan cara mendelegitimasi hasil pilpres. Kata Biden itu adalah "cara dia bermain."

"Saya salah satu dari orang-orang itu, atau pesaing, ini belum berakhir sampai bel berbunyi. Dan saya merasa sesumbar ketika saya memprediksi apa pun selain akan menjadi pertarungan yang sulit," kata Biden dalam sebuah wawancara yang disiarkan di CBS `"60 Minutes", Minggu (25/10).

Biden mengatakan itu ketika ditanya apakah Trump masih bisa mengalahkannya. "Kami merasa senang di mana kami berada. Tapi, Anda tahu, saya tidak meremehkan bagaimana dia bermain," tutur Biden seperti dikutip dari CNN.

Upaya deligitimasi yang dilakukan Trump menurut Biden dirancang untuk membuat orang bertanya-tanya apakah mereka harus ambil bagian untuk memilih atau tidak.

Trump telah lama berusaha untuk meragukan pemilihan lewat surat. Ia berulang kali membuat klaim tanpa bukti pemungutan suara lewat surat berpotensi dimanipulasi.

Komentar Biden muncul saat jajak pendapat menunjukkan dia memimpin secara nasional dan di hampir setiap negara bagian.

Tim kampanye juga telah menjadwalkan perjalanan Biden pada Selasa ke Georgia dan Kamala Harris pada Jumat ke Texas.

Biden tidak membutuhkan negara bagian mana pun untuk melewati ambang 270 suara. Namun manuver yang lambat dapat menurunkan suara Demokrat di DPR, Senat, dan pemilihan legislatif negara bagian.

"Saya berharap akan ada banyak orang yang memilih saya karena siapa saya. Tapi menurut saya, perbedaan antara Donald Trump dan saya sama tajamnya dengan nilai kami dan cara kami memandang dunia," ucap Biden.

Dalam wawancara tersebut, Biden membela beberapa paparan kebijakan yang diserang Trump dan Partai Republik. Serangan itu sendiri disinyalir sebagai upaya untuk menggambarkan Biden terlalu liberal.

Biden mengatakan mereka yang menghasilkan lebih dari $400.000 per tahun dan perusahaan harus melihat pajak penghasilan mereka meningkat.
Tetapi dia mengatakan tidak ada orang yang berpenghasilan kurang dari $400.000 akan membayar "satu sen lebih banyak di bawah proposal saya."

Dia mengaku tidak ragu menaikkan pajak orang-orang kaya sekalipun ekonomi tengah lesu imbas pandemi virus corona. "Tergantung pada siapa Anda membesarkan mereka," katanya.

"Begini, jika Anda membesarkannya pada seseorang yang menghasilkan $1 miliar setahun, itu bukan masalah bahwa mereka membayar 39,6%, yang harus dibayar setiap orang, kumpulkan lagi $90 miliar," ujarnya.

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar