Dukung Legalitas Hukum Pasangan Sejenis, Paus: Mereka juga Anak Tuhan!

Jum'at, 23/10/2020 06:41 WIB
Imam tertinggi Umat Katolik sedunia, Paus Fransiskus. (iNews)

Imam tertinggi Umat Katolik sedunia, Paus Fransiskus. (iNews)

Jakarta, law-justice.co - Kepedulian Paus Fransiskus dengan kaum hom*seksual kembali menyita perhatian publik internasional. Yang terbaru, Paus bahkan secara gamblang mendukung `civil union law` (hukum serikat sipil) untuk pasangan sejenis.

Itu berarti, Paus ikut menyuarakan legalitas perlindungan hukum pasangan sesama jenis yang telah hidup bersama atau berkeluarga.

Seperti melansir akurat.co, dukungan terhadap civil union law disampaikan oleh Paus dalam sebuah film dokumenter terbaru, `Fransesco`.

Sementara, menurut Chatolic News Agency, Francesco sendiri diketahui berisi tentang refleksi kehidupan, pelayanan Paus Fransiskus, hingga perannya terkait dengan isu-isu sosial termasuk hak-hak LGBTQ.

Saat menyinggung isu LGBTQ itulah, Paus menyampaikan bahwa kaum homoseksual juga memiliki hal yang sama untuk berkeluarga. Paus pun menyebut bahwa pasangan sejenis juga merupakan anak-anak Tuhan.

"Kaum homoseksual memiliki hak untuk menjadi bagian dari keluarga. Mereka adalah anak-anak Tuhan dan memiliki hak atas keluarga. Tidak ada yang harus diusir, atau dibuat sengsara karenanya.

"Apa yang harus kita buat adalah hukum persatuan/serikat sipil. Dengan cara itulah, mereka dilindungi undang-undang. Saya mendukung itu," ucap Paus.

Paus dikatakan membahas hukum serikat persatuan ketika film menyorot kisah tentang seorang lelaki gay bernama Andrea Rubera. Tidak jelas di negara mana Rubera tinggal, tetapi ia dikatakan hidup bersama pasangannya dan mengadopsi tiga anak.

Di film, Rubera menerangkan bahwa dia pergi ke Misa pagi yang diadakan Paus di kediamannya di Vatikan. Saat itu, Rubera pun memutuskan untuk memberi Paus sebuah surat yang intinya menjelaskan tentang situasinya.

Di surat, Rubera lalu menyampaikan bahwa dia dan pasangannya ingin membesarkan anak-anak sebagai umat Katolik di paroki setempat. Namun, di saat yang sama, ia dan pasangannya juga tidak ingin menimbulkan trauma pada anak-anak.

Beberapa hari setelah mengirim pesan, Rubera me ngaku ditelepon Paus. Dalam telepon itu, Paus pun dikatakan tersentuh dan mengucapkan bahwa surat Rubera `indah`.

Paus lalu menyarankan Rubera dan pasangannya untuk memperkenalkan anak-anak mereka ke paroki. Meski demikian, Paus tetap mengimbau Rubera dan pasangan untuk siap dengan segala tantangan.

"Pesan dan nasihatnya sangat berguna karena kami melakukan persis seperti yang dia perintahkan.

"Ini tahun ketiga mereka (anak-anak) berada di jalur spiritual di paroki.

"Dia (Paus) tidak menyebutkan apa pendapatnya tentang keluarga saya," ujar Rubera.

Dilansir dari Daily Mail, Paus sendiri dikatakan telah menentang undang-undang untuk menyetujui pernikahan sesama jenis di Argentina. Saat itu pun, Paus diketahui masih menjadi Uskup Agung Buenos Aires.

Sejak itu, Paus memang terus menentang pernikahan sesama jenis. Namun, ia juga dikatakan lama menyiratkan dukungan tentang adanya semacam perlindungan hukum untuk hak-hak pasangan gay.

"Jika seseorang gay dan mencari Tuhan dan memiliki niat baik, siapakah saya untuk menghakiminya?" kata Paus pada tahun 2013 lalu.

Penulis biografi kepausan, Austen Ivereigh kemudian menjelaskan bahwa komentar dalam film adalah bahasa paling jelas yang digunakan Paus sejak pemilihan 2013 lalu.

Pastor James Martin, yang dikritik karena sikap pronya terhadap LGBTQ, juga menyampaikan hal senada. Martin bahkan menambahkan bahwa dukungan Paus yang jelas itu telah menandai fase baru antara gereja dan kaum LGBTQ.

"Sebagai seorang Paus, itu adalah yang pertama kalinya dia membuat pernyataan yang begitu jelas.

"Saya pikir ini adalah langkah maju yang besar. Di masa lalu, bahkan serikat sipil tidak disukai di banyak bagian gereja. Dia (Paus) telah menempatkan bobotnya di belakang pengakuan hukum atas serikat sipil sesama jenis.

"Ini menunjukkan pendekatan pastoralnya secara keseluruhan kepada orang-orang LGBTQ, termasuk mereka yang beragama Katolik, dan mengirimkan pesan yang jelas kepada para uskup dan pemimpin Gereja yang menentang undang-undang semacam itu," ucap Martin, seorang imam Yesuit sekaligus penulis Building a Bridge, sebuah buku tentang pelayanan Katolik kepada kaum homoseksual.

Meski begitu, pernyataan berbeda telah dilayangkan oleh kaum konservatif yang menuntut klarifikasi Paus.

"Pernyataan Paus jelas bertentangan dengan apa yang telah lama menjadi ajaran Gereja tentang persatuan sesama jenis. Gereja tidak dapat mendukung penerimaan hubungan yang secara obyektif tidak bermoral," terang Uskup Thomas Tobin dari Providence, Rhode Island, dalam sebuah pernyataan.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar