Reaksi TNI ketika TGPF Ungkap Penembak Pendeta Yeremia di Papua

Rabu, 21/10/2020 21:28 WIB
Reaksi TNI usai TGPF ungkap penembak pendeta Yeremia berasal dari oknum aparat (Jubi).

Reaksi TNI usai TGPF ungkap penembak pendeta Yeremia berasal dari oknum aparat (Jubi).

Jakarta, law-justice.co - Pihak TNI menghormati hasil temuan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) yang menyatakan ada dugaan keterlibatan oknum aparat dalam kasus tewasnya
pendeta Yeremia Zanambani.

"Seluruh pihak wajib menghormati hasil temuan TGPF yang telah bekerja dengan maksimal," kata Kapen Kogabwilhan III Kol Czi IGN Suriastawa dalam keterangannya, Rabu (21/10/2020).

Dia mengatakan TNI akan menjunjung tinggi proses hukum yang akan dilakukan. TNI bahkan berjanji tak akan menutupi tindakan oknum personel yang melanggar hukum.

"TNI sangat menjunjung tinggi proses hukum sebagai tindak lanjut dari proses ini. TNI tidak akan menutupi perilaku oknum aparat yang jelas-jelas melanggar hukum, aturan dan perintah-perintah dinas, karena ini merupakan komitmen pimpinan TNI untuk menjadikan TNI sebagai institusi yang taat hukum," ujar dia.

Dia mengatkan proses hukum bila ada oknum personel TNI-Polri yang melakukan pelanggaran bisa dilakukan karena identitas personel, kesatuan, dan garis komandonya jelas. Bahkan, lanjutnya, jika dilaksanakan persidangan militer sudah jelas mekanismenya.

Namun, Suriastawa bertanya balik jika pelaku pembunuhan terhadap Pendeta Yeremia dilakukan kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua.

"Bagaimana bila pelakunya KKB? Karena tidak jelas pelakunya, organisasinya dan lain-lain. Apalagi sesaat setelah penembakan TGPF (9/10), KKB mengaku bertanggung sekaligus menolak keberadaan TGPF berikut hasilnya. Kita semua harus mendukung proses projustitia yang akan dilakukan oleh pemerintah, demi keamanan di Papua," ujarnya.

Sebelumnya, Menko Polhukam Mahfud MD menyampaikan hasil investigasi TGPF rentetan peristiwa kekerasan yang terjadi di Intan Jaya, Papua. Mahfud mengatakan peristiwa tewasnya Pendeta Yeremia diduga ada keterlibatan oknum aparat.

"Mengenai terbunuhnya Pendeta Yeremia Zanambani pada tanggal 19 September 2020, informasi dan fakta-fakta yang didapatkan tim di lapangan menunjukkan dugaan keterlibatan oknum aparat, meskipun ada juga kemungkinan dilakukan oleh pihak ketiga," kata Mahfud.

Pendeta Yeremia sendiri tewas tertembak pada tanggal 19 September 2020. Ada rentetan peristiwa penembakan lain di Intan Jaya di sekitar waktu tersebut.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar