Indonesia Resesi, Luhut: Jangan Saling Menyalahkan

Rabu, 21/10/2020 19:53 WIB
Kondisi perekonomian Indonesia mengalami resesi (Dakwatuna.com)

Kondisi perekonomian Indonesia mengalami resesi (Dakwatuna.com)

Jakarta, law-justice.co - Kondisi perekonomian Indonesia dipastikan akan terjun ke jurang resesi. Hal itu karena pertumbuhan ekonomi di kuartal III kembali mengalami kontraksi atau minus 2,9%, meski mengalami peningkatan dari sebelumnya minus 5,3%.

"Teman-teman sekalian ekonomi dengan Covid-19 ini betul-betul harus ditata keseimbangannya. Kalau kita lihat kita kontraksi kuartal kedua 5,3% dan kemudian pada kuartal ketiga ini mungkin sekitar 2,9%," katanya dalam acara Outlook 2021: The Year of Opportunity yang digelar secara virtual, Rabu (21/10/2020).

Meski begitu, dia mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih baik dibandingkan negara-negara lain. Menurut Luhut, hal itu merupakan modal pokok untuk bisa tumbuh sekitar 5% di 2021. Dia lantas meminta agar setiap orang tidak saling menyalahkan.

"Tapi kita semua juga harus kompak. Jadi jangan saling salah menyalahkan. Karena apa yang kita hadapi mengenai Covid-19 ini adalah masalah dunia itu soalnya. Saya tidak setuju terus terang saja demo-demo itu dilakukan sekarang. Saya berkali-kali mengatakan jagalah birahi politik kita karena yang kita lakukan ini dapat menimbulkan klaster baru," katanya.

Sebelumnya, Luhut mengutarakan optimisme perihal kondisi perekonomian Indonesia dalam acara Indy Fest 2020: Energi Untuk Negeri yang berlangsung secara virtual, Senin (19/10/2020). Ia menilai sudah ada perbaikan dari sisi ekonomi.

"Nah PMI industri pengolahan mulai membaik tetapi PMI jasa masih bervariasi. Ini kemarin drop semua sekarang kita lihat sudah mulai ada rebound," ujarnya.

Terkait pertumbuhan ekonomi, Luhut mengungkapkan ada perlambatan pada kuartal I. Kemudian terjadi kontraksi di kuartal II lalu (BPS melaporkan pertumbuhan ekonomi -5,32%). Lantas, bagaimana dengan kuartal III?

"Saya kira membaik mungkin menjadi minus dua koma sekian persen dan kita berharap, tadi saya lapor apa diskusi sama LPS (Lembaga Penjamin Simpanan), mereka meramalkan mungkin year on year minus nol koma sekian persen. Jadi menurut saya masih bagus," kata Luhut.

"Kalau kita bandingkan dengan negara lain misalnya ini kalau kita lihat ada beberapa negara misalnya apakah Amerika Serikat, Singapura, semua juga indeksnya itu masih negatif tinggi," tutupnya.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar