Baru Sembuh dari Covid-19, Trump Langsung Ancam Iran

Sabtu, 10/10/2020 10:35 WIB
Presiden Amerika Serikat Donald Trump ancam Iran (Kompas)

Presiden Amerika Serikat Donald Trump ancam Iran (Kompas)

Jakarta, law-justice.co - Setelah dinyatakan sembuh dari Covid-19, Presiden Donald Trump langsung mengancam Iran agar jangan bermain-main dengan Amerika Serikat (AS). Jika terus menyerang AS, Trump mengatakan akan melakukan sesutu yang belu pernah dilakukan selama ini.

“Iran telah diberitahukan. Jika Anda bermain-main dengan kami, jika Anda melakukan sesuatu yang buruk kepada kami, kami akan melakukan hal-hal yang belum pernah dilakukan sebelumnya kepada Anda," kata presiden saat wawancara dengan Rush Limbaugh yang dikutip New York Post, Sabtu (10/10/2020).

Amerika Serikat dan Iran telah berselisih sejak Trump menjabat dan menarik diri dari perjanjian nuklir yang diprakarsai oleh pendahulunya, Barack Obama. Kampanye tekanan maksimum terjadi, dan putaran sanksi AS terbaru diumumkan pada hari Kamis dengan menambahkan 18 bank Iran ke dalam daftar lembaga yang tidak diizinkan untuk berurusan dengan dolar AS.

Trump memperkirakan bahwa Iran akan membuat kesepakatan nuklir baru dengan AS jika dia memenangkan pemilihan presiden 3 November mendatang. Trump merupakan calon presiden (capres) petahana Partai Republik yang bersaing dengan capres Partai Demokrat Joe Biden.

"Jika saya menang, kami akan memiliki kesepakatan besar dengan Iran dalam satu bulan," katanya.

"Saya benci mengatakannya di acara penting seperti ini, tetapi saya akan mengatakannya, Anda tidak melihat teror seperti dulu melihat teror itu. Dan mereka tahu jika mereka melakukan sesuatu terhadap kita, mereka akan membayar 1.000 kali lipat," ancam Trump.

Trump menarik AS keluar dari kesepakatan nuklir Iran pada tahun 2018 dengan alasan tidak ada pembatasan yang cukup pada program nuklir negara para Mullah tersebut.

Pada bulan Januari, Trump memerintahkan pembunuhan terhadap Jenderal Iran Qasem Soleimani, di Irak, sebuah operasi yang berulang kali dia puji untuk melenyapkan pemimpin "teroris". Teheran bersumpah membalas dendam atas kematian jenderal tersebut.

 

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar